BUDAYAHEADLINENEWSPEMKAB SUMENEPREGIONALSUMENEPVISIT SUMENEP

Ini Alasan Sumenep Jadi Kota Pusaka

×

Ini Alasan Sumenep Jadi Kota Pusaka

Sebarkan artikel ini
Ini Alasan Sumenep Jadi Kota Pusaka
Ini Alasan Sumenep Jadi Kota Pusaka

News Satu, Sumenep, Kamis 22 November 2018- Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur (Jatim) menjadi kota pusaka. Alasan Sumenep menjadi Kota Pusaka karena banyaknya bangunan cagar budaya di Kabupaten yang berada di ujung timur pulau garam Madura, seperti Masjid Jamik atau Masjid Agung, keraton Sumenep dan beberapa bangunan lainnya.

Kabupaten Sumenep memiliki Pusak Ragawi dan non Ragawi, untuk Pusaka Ragawi adalah berupa bangunan peninggalan prasejaraha yang ditetapkan sebagai Cagar Budaya. Sedangkan non Ragawi adalah sebuaha peninggalan prasejarah dalam pembuatan benda-benda pusaka, seperti banyaknya empu keris di Kecamatan Bluto.

“Pada tahun 2012 Sumenep diakui sebagai kota pusaka, karena banyaknya peninggalan bangunan prasejarah atau cagar budaya, yang memiliki Pusaka Ragawi dan non Ragawi,” kata Drs. Bambang Irianto, Kepala Dinas Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman (PUPRKP) dan Cipta Karya, Kamis (22/11/2018).

Dengan adanya pengakuan Sumenep sebagai Kota Pusaka tersebut, Dinas Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman (PUPRKP) dan Cipta Karya, harus melakukan pelestarian terhadap cagar budaya tersebut dan pengembangan.

“Saat ini kami mulai melakukan pelestarian cagar budaya dan penataan kawasan,” ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut mantan Kepala Disbudparpora Sumenep ini, pada hari ini Kamis (22/11/2018) mengadakan seminar Kota Pusaka di Pendopo Agung Keraton Sumenep, dengan mengundang Budayawan di Madura, Komunitas Kota Tua Sumenep, 56 kota Pusaka di Indonesia dan 256 Dinas PUPR Se- Jawa Timur, selain itu pula mengundang ahli Budaya dari Universitas Airlangga Surabaya.

“Dalam seminar ini, akan banyak pengetahuan yang akan didapat dalam pelestarian dan pengembangan cagar budaya, sehingga dapat menjadi sebuah destinasi wisata. Akan tetapi yang paling penting adalah bagaimana menata kawasan cagar Budaya,” ungkapnya.

Oleh karena itu, dalam kegiatan tersebut tidak hanya digelar Seminar Kota Pusaka saja, melainkan ada city tour dan diskusi. Sehingga dapat diketahui bangunan mana saja yang termasuk cagar budaya dan juga perlu dilakukan penataan kawasan.

“Target kami, selain melestarikan cagar budaya, juga menjadikan sebuah destinasi wisata. Hal ini sesuai dengan program Bupati Sumenep yang mencanangkan visit 2018,” pungkasnya. (Hodri)

Comment