News Satu, Bondowoso, Sabtu 23 November 2019- Akan selalu lekat diingatan masyarakat, sebuah tragedi berdarah-darah, yang menceritakan perjuangan anak bangsa, dalam mempertahankan kemerdekaan bumi pertiwi. Peristiwa itu dikenal dengan Tragedi Gerbong Maut.
Tragedi yang memakan banyak korban tersebut, terjadi pada tanggal 23 September 1947 silam. Tragedi berawal dari penangkapan besar-besaran oleh Belanda, terhadap TRI, Laskar, gerakan bawah tanah, dan rakyat kecil, tanpa lagi mepedulikan apakah mereka terlibat dalam perjuangan, atau tidak.
Untuk mengenang itu, PT Kereta Api Indonesia (Persero) melalui Unit Architecture and Preservation dan Daerah Operasi 9 Jember menyelenggarakan Festival Gerbong Maut di Bondowoso Rail and Train Museum, Sabtu (23/11/2019). Festival Gerbong Maut ini pertama kali digelar. Demi menghidupkan kembali ingatan masyarakat akan tragedi itu, PT KAI mewujudkannya dalam napak tilas dan teatrikal.
Kegiatan itu melibatkan puluhan pelajar dan anggota Gabungan Apresiasi Seni (GAS) di Bondowoso. Sebelum melakukan tetrikal, para pelajar berjalan kaki sepanjang 2 kilometer dari Lapas Kelas II B Bondowoso menuju Museum Kereta Api.
Namun sebelum itu, mereka juga melakukan perenungan di dalam sel nomor 12 di Lapas Klas II B Bondowoso. Sel nomor 12 merupakan tempat mengurung para pahlawan tragedi Gerbong Maut, sebelum akhirnya diangkut. Di tempat itu para pelajar melakukan perenungan.
Selain itu, mereka juga menyimak kembali tragedi tersebut dalam rangkaian kisah yang disampaikan oleh salah seorang veteran bernama Bapak Mujahid. Sekitar 20 menit perenungan, rombongan napak tilas berjalan kaki dengan mengenakan pakaian pahlawan lengkap dengan atribut dan bendera merah putih melintasi Jl.PB Sudirman, Jl. Teuku Umar, Jl. Veteran, menuju Museum Kereta Api.
Vice President Architecture and Preservation Kantor Pusat PT. KAI, Lukman Septaekwara mengatakan, bahwa napak tilas ini semacam simulasi seperti apa yang sudah terjadi pada tahun 1947. Yakni, para pahlawan gerbong maut dibawa dari penjara menuju stasiun, lalu diberangkatkan ke Wonokromo.
Comment