News Satu, Sumenep, Kamis 24 Desember 2020- Akibat Pandemi Virus Covid – 19 pemerintah memberikan kebijakan agar sejumlah perguruan tinggi di Indonesia untuk menutup perkuliahan tatap muka. Melainkan dengan menggantinya kuliah secara daring atau kuliah online.
Namun kebijakan tersebut menuai beberapa persoalan. Syafira Azmi Nabila (18) asal Desa Pabian, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menyampaikan, selama ini perkuliahan secara daring atau kuliah online dinilai kurang efektif.
“Cara penyampaiannya dosen saya pikir kurang profesional kalau secara daring. Karena kita kadang susah untuk menangkap materi yang sudah disampaikan akibat dari gangguan jaringan terus paketan tidak ada,” ucapnya disela – sela mengerjakan tugas disalah satu tempat Ngopi setempat,” Kamis (24/12/2020).
Mahasiswi yang saat ini masih semester satu di salah satu perguruan tinggi di kota berjuluk kota keris tesebut mengungkapkan, walaupun pemerintah sudah memberikan bantuan berupa kouta gratis, hal ini belum mencukupi terhadap kebutuhan mahasiswa.
“Ada sebagian mahasiswa yang mendapat paket Kuota tapi itu terbatas mas, karena kita harus mendownload aplikasi dan beberapa file yang banyak jadi kurang begitu,” keluhnya.
Apalagi, lanjut wanita berparas menawan ini menerangkan ketika ada salah satu dosen yang memberikan tugas kepadanya, pihaknya merasa kesulitan karena kadang dosennya tidak mau tau terhadap kondisi mahasiswanya yang kurang faham terhadap materinya.
“Inisiatif temen-temen dengan cara mengerjakan tugas secara berkelompok, ke perpustakaan untuk mencari refrensi karena otomatis ada sebagian dosen kalau kita mengajak ketemu ada yang menolak mas,” ucapnya.
Maka dari itu, pihaknya berharap di situasi pandemi Virus Covid – 19, pemerintah lebih bijak lagi dalam mengolah sistem pendidikan dan harus tau bagaimana kondisi dari kebijakan yang sudah diterapkan, sehingga menjadi bahan evaluasi untuk selanjutnya.
“Karena bagi kita pendidikan itu nomer satu dan menjadi yang terpenting untuk meningkatkan mutu kualitas bangsa ini,” pungkasnya. (Hanif)
Comment