News Satu, Pamekasan, Rabu 18 Agustus 2021- Sejumlah petani dan pemuda Desa Tanjung, Kecamatan Pademawu, Pamekasan, Jawa timur menggelar aksi tabur bunga. Mereka bergerak ke bibir pantai desa setempat itu, di hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-76.
Pasalnya, Aksi yang dilakukan di Pantai Jumiang itu, merupakan bentuk kekecewaan warga terhadap adanya rencana pengeboran minyak dan gas bumi (Migas). Terutama yang akan dilakukan di Perairan Pademawu oleh PT Medco Energy dalam waktu dekat.
Menurut kordinator aksi Mohammad Rohim, adanya pengeboran Migas di Perairan Pademawu dinilai tidak hanya menunggu kehancuran ekosistem laut. Melainkan juga bisa mematikan mata pencaharian masyarakat sebagai nelayan tradisional yang bergantung pada ekosistem laut.
Karenanya, pada ulang tahun ke-76 kemerdekaan RI, petani dan pemuda Tanjung mengajak dan menggugah seluruh elemen masyarakat agar melek. Khususnya dalam mengkritisi dampak pengeboran Migas yang akan terjadi beberapa tahun ke depan.
“Krisis ekologis itu sangat nyata. Kita tidak merdeka seutuhnya saat ancaman kiamat iklim semakin nyata jika pengeboran di pengeboran di Perairan Pademawu dilanjut,” tukasnya, Rabu (18/8/2021).
Oleh karena itu, Rohim mengultimatum pada para pemangku kebijakan dan pemberi izin agar tidak serta merta memberi kelonggaran. Bahkan pemerintah harus hadir dan perlu sangat mempertimbangkan aspek sosial, lingkungan, dan ruang hidup untuk masyarakat, serta lingkungan hidup di Perairan Tanjung, Pademawu itu.
“Sebagian besar masyarakat pesisir Tanjung menggantungkan hidupnya dari hasil laut, baik menangkap ikan maupun membudidaya rumput laut,” tegasnya.
Oleh karena itu, jika pengeboran Migas dilanjutkan, maka secara perlahan masyarakat Kecamatan Pademawu pada umumnya, dan warga Desa Tanjung pada khususnya akan sengsara secara perlahan oleh pihak lainnya.
“Mari buka mata dan hati supaya kemerdekaan benar-benar dirasakan oleh masyarakat kecil,” tukasnya.(Yudi)
Comment