News Satu, Pamekasan, Selasa 24 Agustus 2021- Di mata para pemuda yang memiliki keinginan untuk maju, sosok Bupati Pamekasan H Baddrut Tamam dinilai sering menginspirasi. Itulah yang dipahami, sebenarnya kepribadian Bupati Bumi Gerbang Salam yang disapa mas Tamam itu.
Kekaguman itu salah satunya diungkap santri pondok pesantren Miftahul Ulum Banyuayu Desa Pamoroh Kecamatan Kadur, Shofiullah HS. Dia mengakui perawakan kesederhanaan dan kewibawaannya usai berbincang bersama Bupati Baddrut di rumah dinasnya.
Dia tidak menyangka bisa berbincang bersama bupati terkait tema santri dan kemerdekaan yang talah dirancang sebelumnya. Namun ternyata, orang nomor satu di bumi Gerbang Salam sangat terbuka dan hangat ketika berkomunikasi.
“Kami sangat bersyukur, alhamdulillah, ternyata beliau membuka tangan kepada santri yang ada di pesantren,” katanya, Selasa (24/8/2021).
Baginya sebagai santri, kesempatan masuk ke dalam lingkungan pendopo bupati merupakan momentum yang istimewa. Bahkan, dirinya sempat terkejut ketika bertemu Bupati Baddrut atas sifatnya yang ramah dan murah senyumnya meski baru pertama bertemu.
“Kesan yang kami rasakan memberikan kesempatan kepada santri untuk masuk ke pondopo luar biasa, entah sebelumnya pernah atau tidak, namun beliau memberikan sambutan yang sangat baik kepada kami, penuh senyum dan sangat ramah,” tuturnya.
Diakui Shofi, bupati itu tidak menyombongkan diri, dengan apa yang telah dicapainya. Bahkan Bupati bisa memotivasi kaum santri untuk maju dan berkontribusi untuk bangsa dan negara.
“Meskipun beliau sudah nasional (masuk tokoh nasional, red) dengan programnya. Ternyata sangat terbuka bagi santri, dan memberikan ilmunya kepada kita, sehingga yang awalnya santri memiliki mindset terbelakang, ternyata mereka bisa membuka pikiran mereka untuk lebih progres, dan inovatif,” tukasnya.
Sementara itu, Bupati Pamekasan ini mengatakan, dirinya tidak akan membatasi siapa saja yang ingin mendatangi rumah dinasnya. Karena, pendopo tersebut milik rakyat yang bisa dikunjungi kapan saja.
“Ini bisa saja teman-teman santri baru pertama masuk ke ruangan begini ini, karena ini pendoponya rakyat, berarti siapa saja bisa masuk kesini,” tandasnya.
Dirinya sebenarnya tidak ingin setiap kegiatannya harus mengikuti prosedur protokoler yang terkadang bisa membuat jarak dengan masyarakat. Karena esensinya, program yang dirancang benar-benar dirasakan oleh masyarakat.
“Bupatinya bupati swasta, bupati swasta itu yang tidak membuat kita semua ribet lah, wes nggak usah ribet-ribet yang penting bisa komunikasi dan nyaman,” ujarnya.(Yudi)
Comment