News Satu, Pamekasan, Kamis 2 September 2021- Melestarikan budaya dan kearifan lokal merupakan motivasi awal lahirnya corak baru dalam khazanah kerajinan batik di Pulau Garam. Salah satunya yang digagas Abdus Somad dalam mengusung entitas Batik Kade Pamekasan Jawa timur.
Tak ayal, setelah sekitar 2 tahun ini berkarya, Batik Kade seolah menjadi entitas baru corak batik khas Bumi Gerbang Salam. Terutama dalam pemilihan warna yang berani dan ornamen gambar yang dilukiskan mengarah ke abstrak kontemporer.
Kak does sapaannya, memang sengaja menguatkan itu sebagai pembeda dalam karyanya terutama dalam mengenalkan Batik Pamekasan pada duni luar dan kaum milenial.
“Saya ini batik bisa disukai dan digandrungi para muda mudi yang dikenal energik dan dinamis. Nadi corak warna berani dan penampakan gambar abstrak mewakili itu dalam batik ini,” tukasnya, Kamis (2/9/2021).
Terbukti minat milenial pada corak batik tersebut meningkat. Itu paska diluncurkan dengan kehadiran Putri Cilik Indonesia 2020, Angelique Janavievie Istana Batik Kade, di Komplek Terminal Ronggo Sukowati Ceguk Kecamatan Tlanakan, Pamekasan, pada 2020 lalu
Owner Batik KaDe Pamekasan itu mengatakan, Batik Kade memiliki spirit khusus dalam mengenalkan produk batik lokal di Pamekasan. Yakni spirit Sehelai Batik Kade bisa menghadirkan sejuta kesejahteraan bagi semua, terutama para pengrajinnya.
“Ketika kita pakai batik, kelihatan berwibawa dan kayak orang sejahtera, sehingga akan memberi aura positif bagi yang memakai dan yang memandang,” ungkapnya.
Abdus Somad, juga berharap peluncuran Istana Kade juga mendorong program pemerintah dalam memberdayakan ekonomi masyarakat apalagi di masa pandemi. Pasalnya, beberapa motif Batik Kade berasal dari berbagai pengrajin batik tulis yang tersebar di Kabupaten Pamekasan dengan dikuatkan konsep dan desain dari dirinya.
Dalam pemasarannya pun, pihaknya menggunakan cara dual konsep, yakni dengan pola on line dan pola langsung melalui offline serta outlet. Jadi Batik Kade Pamekasan sudah bisa dipesan melalui digital market pada beberapa marketplace seperti Shoopee dan Lazada sesuai zaman di 4.0 yang sedang digaungkan Pemkab setempat.
“Selain itu kami juga menggunakan medsos, bahkan sebelum dilaunching sudah ratusan motif yang dibeli,” ujarnya.
Terakhir, Kakdoes juga berharap agar batik khas Pamekasan akan terangkat dan tergaung melalui warna baru dalam karya batik kade. Pasalnya, pamekasan sebagai Kabupaten Batik harus berientitas kuat, dengan cara mengenalkan batik Pamekasan pada pasar nasional hingga mancanegara.
“Minggu lalu kami mengirim ratusan Batik Kade ke kolega di Negara Thailand. Semua diawali melalui komunikasi di sosmed yang intens dan sinergi, dan alhasil sepakat untuk pemasaran di sana,” pungkasnya.(Yudi)
Comment