Sumenep, News Satu, Rabu 2 Juli 2025- Polemik eksplorasi migas PT Kangean Energy Indonesia Ltd (KEI) di Pulau Kangean memasuki babak baru. Kali ini, kritik pedas datang dari gedung parlemen . Anggota DPRD Sumenep, Madura, Jawa Timur, Moh. Hanafi, menyatakan sikap tegas, KEI dan SKK Migas harus berhenti bersikap arogan dan mulai mendengar aspirasi rakyat.
“Aspirasi warga tidak lahir dari ruang hampa. Mereka cemas, dan itu wajar. Eksplorasi migas menyangkut masa depan lingkungan dan hidup mereka,” tegas Hanafi, politisi asal Pulau Kangean, Rabu (2/7/2025).
Hanafi menyoroti buruknya pola komunikasi KEI dengan warga. Ia menyebut unit kehumasan KEI lemah, kaku, dan tak mampu merangkul masyarakat secara utuh.
“Komunikasi SKK Migas dan KEI kering dan formalistik. Masyarakat itu bukan robot birokrasi. Mereka butuh penjelasan yang menyentuh nalar dan nurani,” sindir Politisi Partai Demokrat Sumenep ini.
Politisi senior di Kabupaten Sumenep ini menilai, kegagalan KEI memahami kearifan lokal masyarakat Kangean menjadi sumber utama resistensi publik terhadap proyek eksplorasi seismik yang tengah dipaksakan.
Menurut Hanafi, satu-satunya jalan meredam gejolak adalah dengan membuka ruang dialog terbuka, jujur, dan partisipatif. KEI tidak bisa terus bersembunyi di balik izin dan prosedur, sementara rakyat dibiarkan was-was terhadap nasib lingkungannya.
“Jika KEI tak mau berubah, wajar kalau warga terus menolak. Ini bukan lagi soal investasi, ini soal keberlangsungan hidup masyarakat,” tandasnya.
Lebih keras lagi, Hanafi juga menyemprot sikap pasif Pemkab Sumenep yang terkesan cuci tangan. Ia menuntut pemerintah daerah turun tangan langsung sebagai fasilitator konflik, bukan hanya mengandalkan pusat atau perusahaan.
“Kami desak Pemkab turun tangan! Jangan diam saat warganya cemas. Polemik uji seismik ini harus segera diselesaikan dengan cara adil dan berpihak pada rakyat,” pungkasnya. (Robet)
Comment