Surabaya, News Satu, Jumat 11 Juli 2025- Anggota DPD RI asal Jawa Timur, Lia Istifhama, memberikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur atas konsistensinya memperluas jangkauan layanan Trans Jatim, meski menghadapi penolakan dari Pemerintah Kota Surabaya terkait rencana rute Koridor VII.
Rencana awal Koridor VII yang menghubungkan Terminal Porong-Mojosari-Krian-Legundi-Terminal Joyoboyo harus dibatalkan setelah mendapat penolakan dari Pemkot Surabaya. Namun, Pemprov Jatim tak tinggal diam. Rute tersebut dialihkan untuk melayani Lamongan Selatan hingga Paciran, wilayah dengan kepadatan aktivitas warga, banyak pondok pesantren, dan kampus.
“Saya melihat Pemprov Jatim tidak kehilangan cara dan tetap berpikir untuk masyarakat. Ketika ada hambatan di satu titik, solusinya bukan berhenti, tapi membuka peluang di tempat lain. Ini cermin kepemimpinan yang visioner dan inklusif,” ujar Ning Lia sapaan akrab dari Lia Istifhama, Jumat (11/7/2025).
Senator cantik DPD RI asal Jatim yang dikenal vokal soal isu pelayanan publik ini menilai langkah tersebut strategis dan berdampak luas. Selain memudahkan akses transportasi masyarakat, juga membuka peluang ekonomi, pendidikan, dan pariwisata di wilayah-wilayah yang selama ini belum terlayani.
“Salah satu faktor penting suatu destinasi menjadi favorit adalah kemudahan akses transportasi publik. Jika Trans Jatim hadir, bukan hanya pekerja yang terbantu, tapi sektor wisata dan ekonomi lokal pun ikut bergerak,” imbuhnya.
Keponakan Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim ini, menekankan pentingnya pendekatan inklusif dalam pembangunan, termasuk dalam layanan transportasi publik. Ia berharap pola pikir seperti ini terus diterapkan oleh pemerintah daerah di Jawa Timur agar manfaat pembangunan terasa merata. Tak hanya Lamongan, Ning Lia juga menyinggung Pulau Madura, yang menurutnya sangat membutuhkan perluasan layanan Trans Jatim.
“Saya pernah bilang, Trans Jatim ini seperti peragawati. Banyak warga Madura menginginkannya karena efek ekonominya luar biasa. Saya harap daerah-daerah lain yang menunggu juga bisa segera menikmati layanan ini,” tuturnya.
Sementara, Kepala Dinas Perhubungan Jatim, Nyono, menyatakan bahwa pihaknya tidak menyerah pada penolakan Surabaya. Ia menegaskan bahwa tujuan Trans Jatim adalah melayani seluruh wilayah Jawa Timur, bukan hanya satu kota.
“Koridor VII akan digeser ke Lamongan Selatan menuju Paciran. Di sana banyak pesantren dan kampus. Itu juga jalan provinsi. Kami targetkan peluncurannya Oktober 2025 sebagai hadiah Hari Jadi Provinsi Jatim,” tandasnya.
Program Trans Jatim merupakan bagian dari strategi Pemprov Jatim untuk mendorong konektivitas wilayah, menekan biaya transportasi, mengurangi kemacetan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di kawasan Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan). (Kiki)
Comment