Sumenep, Sabtu 4 Oktober 2025 | News Satu- Proses asesmen dan distribusi logistik bagi korban gempa bumi magnitudo 6,5 yang mengguncang Pulau Sapudi, Sumenep, Madura, Jawa Timur, masih menghadapi kendala serius akibat kondisi geografis. Jarak antar rumah yang berjauhan membuat pencatatan kerusakan dan penyaluran bantuan berjalan lebih lambat.
Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, menegaskan tim gabungan sudah bergerak sejak hari pertama pascagempa, meski tantangan di lapangan cukup berat.
“Jarak rumah dengan rumah yang lain jauh, itu salah satu yang memperlambat pendataan. Tapi kami berusaha maksimal agar segera selesai,” ujarnya, Sabtu (4/10/2025).
Fauzi menargetkan asesmen bisa dirampungkan minggu ini. Selain itu, Pemkab Sumenep juga tengah menyiapkan skema rehabilitasi rumah warga terdampak, yang akan dimulai awal pekan depan. Opsi bantuan yang dipertimbangkan adalah uang tunai atau pembangunan gotong royong dengan dana Belanja Tidak Terduga (BTT) serta dukungan dari BAZNAS.
“Paling tidak bantuan sudah masuk dulu. Untuk rehab, sedang kita rapatkan apakah nanti berbentuk uang atau dibangunkan secara gotong royong,” tegas Fauzi.
Berdasarkan laporan BPBD Sumenep:
– Rumah warga: 130 rusak ringan, 133 rusak sedang, 101 rusak berat, 10 rusak sangat berat.
– Tempat ibadah: 10 rusak ringan, 9 rusak sedang, 3 rusak berat.
– Sarana pendidikan: 4 rusak ringan, 2 rusak sedang, 1 rusak berat.
Hingga kini, tujuh tim gabungan BPBD bersama instansi terkait telah diterjunkan untuk menyalurkan logistik di Kecamatan Gayam dan Nonggunong.
“Fokus utama kami adalah memastikan kebutuhan dasar warga terpenuhi sembari menyiapkan pemulihan jangka menengah. Tidak boleh ada satu pun masyarakat yang terabaikan,” pungkas Bupati Fauzi. (Robet)
Comment