EKONOMIMADURASUMENEP

Kisah Nenek 72 Tahun Di Sumenep Hidup Sebatang Kara

×

Kisah Nenek 72 Tahun Di Sumenep Hidup Sebatang Kara

Sebarkan artikel ini
Kisah Nenek 72 Tahun Di Sumenep Hidup Sebatang Kara
Kisah Nenek 72 Tahun Di Sumenep Hidup Sebatang Kara

News Satu, Sumenep, Rabu 9 Agustus 2017- Jahlea Bartetal (72) warga Desa Dasuk Barat, Kecamatan Dasuk, Sumenep, Madura, Jawa Timur (Jatim), hidup sebatang kara di rumah yang sudah tidak layak huni peninggalan suaminya. Nenek kelahiran 18 Mei 1945 atau tepatnya 3 bulan sebelum Indonesia Merdeka ini,  tidak lagi mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Hal itu terjadi, semenjak ada pergantian kartu perlindungan sosial (KPS) yang diganti dengan kartu keluarga sejahtera (KKS). Pada KKS nenek Jahlea tidak masuk dalam daftar, sehingga bantuan Pemerintah yang selama ini membantu memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, tidak lagi bisa dinikmati nenek Jahlea.

“Semenjak kartu kuning di ganti dengan kartu merah, saya tidak pernah mendapatkan uang lagi dari pemerintah. Waktu saya masih memegang kartu kuning turun dua kali selama setahun. Pertama saya mendapatkan Rp 300.000, kedua dapat Rp 700.000 kerena di double,” kata Nenek Jahlea Bartetal, saat ditemui newssatu.com, Rabu (9/8/2017).

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-sehari, nenek ini terpaksa harus bekerja serabutan, seperti menjual sapu lidi maupun bantu arit rumput milik tetangganya. Bahkan, jika tidak ada beras atau pemberian dari tetangganya, nenek Jahlea terpaksa makan apa adanya.

“Saya makan apa yang ada, kalau tak ada beras, sayur urap,” ucap nenek Jahlea.

Saat lebaran idul fitri kemarin, beliau tidak bisa menikmati suasana kebahagian lebaran, hidupnya yang tuna wisma dan sudah lansia tak mampu lagi mencukupi kebutuhan hidupnya. Sedangkan anak semata wayangnya sudah belasan tahun merantau keluar kota dan hingga kini tidak kunjung pulang.

“Punya anak merantau keluar kota, dan sampai saat ini tak kunjung pulang,” imbuhnya. (Zam)

Comment