BALIHALO POLISIHEADLINENASIONALNEWSTERORIS

Dikuasai Teroris, Polda Bali Berhasil Ambil Alih Pelabuhan Benoa

×

Dikuasai Teroris, Polda Bali Berhasil Ambil Alih Pelabuhan Benoa

Sebarkan artikel ini
Dikuasai Teroris, Polda Bali Berhasil Ambil Alih Pelabuhan Benoa
Dikuasai Teroris, Polda Bali Berhasil Ambil Alih Pelabuhan Benoa

News Satu, Bali, Kamis 8 Maret 2018- Tim gabungan anggota Polda Bali bersama Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation (JCLEC) berhasil mengambil alih kembali Pelabuhan Benoa, Denpasar, Kamis (8/3/2018) yang sebelumnya dikuasai oleh sekelompok teroris. Kejadian itu bermula saat bersandarnya kapal pariwisata di Dermaga Timur Pelabuhan Benoa yang mengangkut wisatawan mancanegara (Wisman) menuju dari Terminal Domestik, kemudian beberapa teroris keluar dari kapal tersebut dan melakukan penyerangan.

Berdasarkan pantauan dilapangan, terdengar suara rentetan tembakan dan ledakan. Bahkan sekelompok teroris menyerang petugas yang jaga di pelabuhan, termasuk menguasai Terminal Domestik dan menyandera calon penumpang.

Selain itu teroris juga menyandera bus pengangkut wisatawan. Namun beberapa saat kemudian pasukan Antiteror Brimob Polda Bali melakukan penindakan dengan mengepung Gedung Terminal Domestik dan melumpuhkan teroris. Selain itu, penyergapan teroris juga dilakukan di dalam bus. Dalam waktu singkat semua teroris berhasil ditangkap dan situasi kembali kondusif.

Namun kejadian tersebut merupakan sebuah simulasi yang dilakukan tim gabungan Polda Bali dan Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation (JCLEC) dalam menangani serang terorisme.

“Personel Polda Bali melaksanakan pelatihan Marauding Terrorist Attack (MTA) Live Exercise in Seaport Benoa. Latihan ini terselenggara atas kerjasama dan partisipasi dari pihak JCLEC dan pemerintah Inggris sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam penanganan teror serta show of force penanganan organized crime khususnya di wilayah Bali,” terang Kapolda Bali Irjen Pol. Dr. Petrus Reinhard Golose, usai menyaksikan simulasi anti teror, Kamis (8/3/2018), seperti yang dilansir dalam Tribratanews.polri.go.id.

Ia mengatakan, pelatihan ini merupakan bagian dari persiapan untuk acara IMF-WB Annual Meeting 2018. Dimana pada bulan Oktober mendatang, Pulau Bali yang dikenal dengan The Tolerance of Island, The Peace of Island dan The Beautifull of Island akan menjadi tempat berlangsungnya rapat tahunan tersebut. Diperkirakan 17 ribu orang dari 189 negara akan datang ke Bali.

“Untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, diantaranya serangan terorisme, kami menggelar Simulasi ini. Selain itu juga untuk meningkatkan kemampuan anggota dalam penanganan terorisme di Negara ini,” tandasnya.

Dalam simulasi ini, berbeda dengan simulasi yang dilaksanakan yang digelar di Bandara Ngurah Rai beberapa waktu lalu.

“Saat di Bandara Ngurah Rai menggunakan skenario, sedangkan yang disini (Pelabuhan Benoa) tanpa menggunakan skenario, tanpa latihan dan dilakukan secara langsung atau alami,” ungkapnya.

Lanjut Jenderal Bintang Dua ini, secara keseluruhan kegiatan simulasi ini sudah berjalan dengan baik karena baru pertama kali dilaksanakan di pelabuhan. Petugas kepolisian beserta stakeholder lainnya juga sudah melaksanakan tugas sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur).

Namun ada beberapa dalam kegiatan simulasi ini, yakni dalam penanganan korban harus cepat. Kemudian, pasukan khusus antiteror wajib melakukan negosiasi sebelum penyergapan dan ini sesuai ketentuan hukum yang berlaku tentang penanganan terorisme.

“Tadi dalam simulasi, pasukan khusus antiteror langsung penyergapan. Tentu hal ini menjadi koreksi bagi kami dalam penanggulangan terorisme,” pungkasnya. (red)

Comment