AGROBISNISBONDOWOSOHEADLINENEWSPEMERINTAHANPEMKAB BONDOWOSOPERTANIANREGIONAL

Dinas Pertanian Kota Blitar Lakukan Study Pengembangan Pupuk Organik Di Bondowoso

×

Dinas Pertanian Kota Blitar Lakukan Study Pengembangan Pupuk Organik Di Bondowoso

Sebarkan artikel ini
Dinas Pertanian Kota Blitar Lakukan Study Pengembangan Pupuk Organik Di Bondowoso
Dinas Pertanian Kota Blitar Lakukan Study Pengembangan Pupuk Organik Di Bondowoso

“Kalau di Blitar memang belum berkembang tapi tidak bisa mencangkup seperti ini. Karena selama ini kita masih jajakan, masih embrio. Jadi masih belum berani untuk kesitu. Tapi setelah adanya diskusi ini tadi kita yakin bisa,” harapnya.

Lebih lanjut Wawan menjelaskan, memilih Bondowoso untuk dilakukannya studi tiru, karena Bondowoso itu adalah suatu pemerintah daerah dari Dinas Pertanian nya sudah berhasil untuk berjalannya program pertanian padi organik.

“Dan juga kami dari sini, langsung ke Banyuwangi, disana juga ada padi organik. Jadi kita perlu belajar dan nantinya mana yang akan kita lakukan, kita padukan antara Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi,” ucapnya.

Sementara menurut Winarto, Kabid Holtikultura Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso mengatakan, sebenarnya bagaimana pun kan sharing, semata-mata studi banding mempelajari yang ada di Bondowoso.

“Seperti kita melihat di Kabupaten Blitar itu potensinya luar biasa, ayam di Blitar unggul, nanas unggul, pisang unggul, ikan hias, cabenya dua kecamatan sekian ribu Hektar. Tapi ada sisi organik kita, yang mereka studi banding kesini. Kita sampaikan pengembangan organik mulai tahun 2008, 2009 sampai sekarang. Dukungan pemerintah seperti apa, yang disana gak ada,” tandasnya.

Sementara itu Molyadi, Ketua Gapoktan Al Barokah, berharap sharing ini bisa saling bermanfaat untuk Blitar maupun Bondowoso sendiri.

Terlebih lagi, pertanian organik ini bukan hanya baik untuk kesehatan tanah, dan efisiensi terhadap biaya pertanian. Melainkan juga bisa membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.

Mulai dari pemanfaatan kotoran ternak warga, hingga mampu mempekerjakan warga sekitar hingga 45 orang dalam satu hektar lahan. Belum lagi, hasil pertanian yang diklaimnya lebih tinggi dari pertanian non organik.

“Ini mudah-mudahan bermanfaat, jadi kalau pun ini direplikasi kabupaten lain ya mudah-mudahan bisa memajukan pertanian Indonesia,” pungkasnya. (Rokib)

Comment