“Kenapa kok tiga bulan? Karena harus ada verifikasi dari timnya menteri harus turun. Dan informasinya sangat ketat sekali,”ujarnya.
Ditanya perihal masih adanya keluhan mahalnya pupuk, Sekda Syaifullah menerangkan, langkanya lupuk inj terjadi karena ada pengurangan. Kemudian, juga ditengarai ada penjualan di atas harga dan ke luar daerah.
“Saya mendorong penegak hukum betul-betul tegas terhadap ini. Saya mendukung langkah-langkah Polres, karena harus diberikan terapi betik agar tak memainkan,” tandasnya.
Di sisi lain, pihaknya juga merencanakan perubahan RDKK tahun 2020 karena adanya tambahan jatah sekitar 20 persen pupuk bersubsidi. Di Bondowoso sendiri, kata Sekda Syaifullah, mendapat jatah sekitar 21ribu ton pupuk bersubsidi.
“Dengan rincian yakni pengurangan 50 persen dari jatah tahun lalu, menjadi 18ribu ton. Ditambah dengan revisi RDKK sekitar 2.800 ton. Adapun harga sebagaimana HET untuk urea bersubsidi yakni Rp 1.800 per kilogram,” pungkasnya. (Rokib)
Comment