“Ini merupakan upaya mengenang kembali 72 tahun peristiwa gerbong maut yang terjadi pada tahun 1947 silam,” katanya, Sabtu (23/11/2019).
Menurutnya, PT KAI ingin menyampaikan pesan-pesan patriotisme dan semangat perjuangan para pahlawan.
Dijelaskannya juga, memang gerbong asli dalam peristiwa tahun 1947, masih ada Brawijaya Malang. Sementara di Museum Kereta Api Bondowoso hanya replika.
“Ini adalah gerbong maut replika yang kira-kira kita letakkan di Museum ini, untuk melengkapi suasana seperti seolah-srolah yang terjadi tahun 1947. Dimana stasiun ini menjadi titik keberangkatan ke Surabaya,” jelasnya.
Sementara Hani, salah seorang peserta Napak Tilas sangat mengapresiasi. Dia menilai, kegiatan ini menjadi upaya mengobarkan kembali semangat patriotisme. Khususnya, semangat para pahlawan tragedi gerbong maut.
“Kita bisa lebih menghargai lagi setiap waktu yang kita nikmati karena perjuangan para pahlawan. Sehingga kita sebagai generasi muda, bisa lebih semangat mengisi hasil perjuangan para pahlawan dengan berbagai kegiatan positif,” katanya.
Festival Gerbong Maut terdiri atas tiga kegiatan yaitu Lomba Mewarnai Anak Tingkat TK, Napak Tilas Peristiwa Gerbong Maut, dan Teatrikal Persitiwa Gerbong Maut. Seratus pelajar TK Islam Yima berpartisipasi dalam lomba mewarnai yang dilangsungkan di Bondowoso Rail and Train Museum. (Rokib)
Comment