News Satu, Bondowoso, Sabtu 14 Desember 2019- Delapan Desa dari tiga Kecamatan dari Kabupaten Probolinggo Jawa Timur, melakukan studi replikasi terkait TTG pipanisasi air bersih ke Desa Suger Lor, Kecamatan Maesan, Bondowoso. Adapun tiga kecamatan dimaksud, diantaranya Kecamatan Banyuanyar, Kuripan, dan Kecamatan Tegalsiwalan.
Latifuddin S.Ag, Ketua Paguyuban Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Kabupaten Probolinggo mengatakan, bahwa dirinya mendengar Suger Lor merupakan peraih prestasi terbaik, dalam bidang TTG pipanisasi air bersih.
“Inovasinya di sini sangat bagus. Sehingga kami perlu belajar. Apalagi di tiga kecamatan tersebut, memang kesulitan air bersih,” katanya, Sabtu (14/12/2019).
Bahkan kata dia, di tiga kecamatan itu jauh lebih parah daripada Suger Lor, karena berada di dataran tinggi. Suger Lor sendiri adalah Desa yang sukses mengelola air bersih. Apalagi dikelola oleh BUMDes, untuk menyediakan air bersih satu desa.
“Di desa-desa yang ikut ke sini, belum menerapkan seperti Suger Lor. Bahkan masih menggunakan PDAM,” ujarnya.
Kedelapan desa ini, lanjut dia, betul-betul serius untuk menerapkan TGG air bersih ini. Ada yang dianggarkan melalui dana desa, dan ada pula bantuan dari pusat.
“Makanya kami turun lapangan untuk belajar,” sambungnya.
Sementara, Kusnadi kepala Desa Suger Lor mengatakan bahwa sanya ada tiga kecamatan dari Kabupaten probolinggo melakukan Study Replikasi ke Desa kami untuk kebutuhan air bersih dan Desa mereka sama kondisi nya sama dengan desa kami .
“Maka degan melakukan study replikasi ini peserta sudah punya rencana dan bahan untuk menerapkan TTG didesa mereka ,” Jelaskan Kades Suger Lor.
Tak hanya itu, pihaknya juga memberikan penjelasan dalam teknis pemasangan tekhnologi tepat Guna (TTG) Air bersih di desa suger lor, yakni setiap Dusunnya ada satu tandon yang bisa mengaliri satu karena debit tekanan air lebih besar.
“Dan yang lebih maksimal nya untuk air ini kita menggunakan leter U , yang mampuyai 3 manfaat , untuk megaliri kesemua rumah,apabila Mati lampu maka kita tinggal membuka lubnag dibleter U tersebut untuk menormalkan tekanan air dan apabila listrik sudah hidup lagi maka lubang tersebut akan di tutup,” ungkapnya.
Dan Untuk memberikan penguatan kepada peserta study.kami juga memberikan dampak dari TTG tersebut,bahwasanya pelanggan di sini sudah ada 400 lebih dan untuk tahun 2020 di dusun krajan atas akan kit bangu pegebboran dan tando lagi.
“Harapan kami kedepan kesadaran masyarakat untuk kesehatan.bisa betul betul Dilakukan oleh masyarakat dan semoga desa Suger lor terhindar dari ODF,” Pungkasnya.
Sementara Tim pendamping Kecamatan Maesan Fathorosi,mengapresiasi atas Kegiatan study Replikasi ini dan Desa Suger Lor tersebut merupakan Salah satu dampingannya yang baru baru inj mendapatkan penghargaan dari DPMD Jawa Timur.
“Saya sangat mengapresiasi atas kekompakan seluruh aparatur Desa Suger Lor serta intansi terkait.yang telah Mendukung penggunaan Tehnologi tepat Guna (TTG) ini sehingga secara tidak langsung Sudah memberikan Contoh kepada Desa Lain terutama di Bondowoso,” ujarnya. (Rokib)
Comment