News Satu, Sumenep, Selasa 13 Maret 2018- Pasar Tradisional terkadang kalah saing dengan pasar semi modern maupun pasar modern. Namun untuk mengatasi hal tersebut, Bupati Sumenep, Madura, Jawa Timur (Jatim), Dr. KH. A Busyro Karim, M.Si terus berupaya melakukan peningkatan terhadap pasar tradisional.
Bahkan, pada kepemimpinannya yang periode kedua ini, Bupati Sumenep terus melakukan pengembangan terhadap pasar tradisional, mulai dari sarana dan prasarana, serta melakukan revitalisasi pasar tradisional sejak tahun 2016.
“Kucuran dana untuk merevitalisasi pasar tradisional di Sumenep tahun 2016 sebesar Rp. 4,9 miliar sedangkan tahun 2017 ini anggaran meningkat tajam hingga mencapai Rp. 13,5 miliar, dan sumber dana tahun ini Rp. 6 miliar dari anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Rp. 7,5 miliar dari APBD Kabupaten Sumenep,” kata Bupati Sumenep, Dr. KH. A. Busyro Karim, M.Si pada peresmian Pasar Ambunten, Saronggi, Batang-Batang dan Gapura di Pasar Ambunten, Selasa (13/3/2018).
Orang nomor satu di Sumenep ini mengatakan, pengembangan pasar tradisional sengaja menjadi program dalam kepemerintahannya, hal itu dilakukan agar keberadaan pasar tradisional tidak kalah bersaing dengan pasar semi modern maupun pasar modern.
Selain itu, pasar tradisional merupakan salah satu jantung perekonomian masyarakat, bahkan sampai saat ini, eksistensi dan kedudukan pasar tradisional masih tetap strategis dan menjadi kebutuhan dalam kehidupan sosial masyarakat.
“Agar tidak kalah bersaing tentu saja harus dilakukan pengembangan sehingga meski pasar tradisional namun pembeli merasa berbelanja di pasar semi modern maupun pasar modern,” tandasnya.
Oleh karena lanjut Politisi PKB Sumenep ini, para pimpinan Kecamatan harus selalu mengajak para pedagang yang berjualan di pinggir jalan dan di luar pasar, sehingga pasar tradisional menjadi pusat kreatifitas ekonomi masyarakat.
“Jadikan pasar tradisional menjadi pusat belanja masyarakat, karena itulah, pasar tradisional tidak hanya menjadi tempat transit distribusi bahan pokok dari luar saja, namun juga menjadi sarana kreatifitas seperti bidang pertanian dan kerajinan rumah tangga,” ungkapnya.
Oleh karena itu, penanggung jawab pasar dan pedagang harus menjaga kondisi pasar agar tetap nyaman dan aman, termasuk merawat bangunan pasar serta kebersihan lingkungan pasar. Itu dilakukan supaya masyarakat merasa kerasan berbelanja ke pasar tradisional dan tidak berpaling ke pasar modern.
“Pemerintah Kabupaten Sumenep mengelola 38 pasar tradisional dan sebanyak 58 pasar Desa. Pasar-pasar tersebut telah menjadi pusat ekonomi masyarakat yang wajib dikembangkan di masa mendatang,” imbuh mantan Ketua DPRD Sumenep dua periode ini.
Sementara, pengembangan pasar tradisional di Pasar Kebundadap Kecamatan Saronggi terdiri dari 3 toko dan 1 los, Pasar Batang-Batang Kecamatan Batang-Batang yakni 2 toko dan 2 los, Pasar Gapura Kecamatan Gapura berupa 19 toko dan Pasar Ambunten Kecamatan Ambunten terdiri dari 17 toko.
Sedangkan dana yang dianggarkan, yakni untuk pengembangan Pasar Kebundadap Kecamatan Saronggi sebesar Rp. 626.626.000,00 berasal dari DAK 2017, Pasar Batang-Batang Kecamatan Batang-Batang dananya berasal dari APBD Kabupaten Sumenep sebesar Rp. 1.799.799.000,00, Pasar Gapura Kecamatan Gapura dari APBD Kabupaten Sumenep 2017 sebesar Rp. 2.112.210.000,00 dan Pasar Ambunten Kecamatan Ambunten dananya juga bersumber dari APBD Kabupaten Sumenep 2017 dengan nilai Rp. 2.033.795.000,00. (Roni)
Comment