Jakarta, News Satu, Jumat 11 Juli 2025- Transformasi besar dalam penyelenggaraan ibadah haji 2025 menuai pujian luas, termasuk dari Anggota DPD RI, Lia Istifhama. Namun di balik keberhasilan tersebut, Senator cantik DPD RI asal Jatim ini, juga mengingatkan pentingnya evaluasi mendalam terhadap sejumlah persoalan, terutama di sektor digitalisasi dan pelayanan lansia.
Berdasarkan hasil evaluasi resmi, tingkat kepuasan jemaah haji Indonesia tahun 2025 mencapai 84,56 persen, masuk kategori baik. Angka ini menjadi salah satu yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir, meski pelaksanaannya diwarnai transisi besar dari sistem non-syarikah ke syarikah yang diberlakukan pemerintah Arab Saudi.
“Ini adalah bukti nyata pengabdian luar biasa para petugas haji kita. Mereka sudah mendedikasikan waktu, tenaga, pikiran, dan hati demi kesuksesan operasional haji 2025. Saya sampaikan apresiasi setinggi-tingginya,” ujar Ning Lia, sapaan akrab Lia Istifhama, Jumat (11/7/2025).
Ning Lia memuji sinergi antara Kementerian Agama (Kemenag), Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), serta semua petugas haji yang berhasil menjalankan tugas dengan mengedepankan prinsip “Kompak, Responsif, dan Profesional.”
Meski begitu, aktivis perempuan NU ini, mengingatkan agar keberhasilan ini tidak membuat pemerintah lengah. Lia menekankan pentingnya evaluasi berkelanjutan, khususnya menyangkut:
Menurutnya, proses biometrik masih menghadapi kendala teknis di berbagai daerah yang belum memiliki infrastruktur memadai. Tak hanya itu, aplikasi Nusuk yang digunakan untuk layanan haji digital dinilai belum ramah bagi kelompok lansia.
“Banyak jemaah lansia mengalami kesulitan mengakses fitur-fitur aplikasi. Ini jadi PR serius untuk kita semua,” kata Lia.
Lia juga menyoroti distribusi kafilah dan syarikah di beberapa lokasi yang belum ideal. Hal ini membuat jemaah terpencar dan menyulitkan petugas dalam memberi bimbingan ibadah.
“Banyak jemaah lanjut usia kesulitan menjalankan rukun haji karena tidak memahami teknis pelaksanaan. Maka manasik dan pembekalan perlu diperkuat jauh hari sebelum keberangkatan,” tegasnya.
Ning Lia mendorong Kemenag dan PPIH untuk memperkuat koordinasi antarinstansi, serta berinovasi menghadirkan layanan haji yang inklusif, ramah digital, dan berpihak pada kelompok rentan seperti lansia.
“Evaluasi bukan sekadar formalitas. Ini momentum penting untuk menyempurnakan layanan dan mendengar suara jemaah,” tandasnya.
Lia berharap catatan dari penyelenggaraan haji 2025 dijadikan acuan strategis untuk persiapan haji tahun 2026 agar jemaah Indonesia bisa menunaikan ibadah secara aman, nyaman, dan khusyuk.
“Saya harap ada evaluasi, sehingga pada penyelenggaran haji 2026 semakin bagus dan para Jemaah bisa menunaikan ibadah dengan khusuk,” pungkasnya. (kiki)
Comment