Direktur IAW Ajak Pemuda Indonesia Kreatif Dan Kritis

Spread the love

News Satu, Kediri, Selasa 6 Juni 2023- Pemuda Indonesia dituntut untuk selalu melakukan inovasi dan berprestasi agar dapat bersaing di era globalisasi. Pemuda milenial harus mampu ambil bagian dan menjadi pembaharu dalam mengahadapi revolusi industri dan puncak industri Indonesia yang diramalkan akan terjadi pada tahun 2030.

Direktur eksekutif Indonesia Agrarian Watch (IAW), DR. H. Habib, SH, M.Hum mengatakan, pesatnya perkembangan informasi dan komunikasi, saat ini tidak sedikit pemuda yang telah mengambil peluang untuk berbisnis.

“Munculnya kecenderungan pemuda untuk membuka usahanya sendiri patut diacungi jempol,” katanya, Selasa (6/6/2023).

Namun menurut pria lulusan Dr. Habib Wahyu Pria kelahiran Tulungagung, 14 September 1960, hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pengusaha muda agar dapat bertahan di dunia bisnis.

Baca Juga :  Orsap Gerindra Siap Menangkan DR. Habib Di Dapil 6 Jatim

“Sekarang ini berbisnis ibarat kita terjun ke jurang. Ketika kita terjun, saat itu juga kita sedang merakit pesawat,” tuturnya.

Oleh karena itu, DR. Habib yang kini sebagai Calon Legislatif (Caleg) DPR RI dari Partai Gerindra daerah pemilihan (Dapil) Jatim 6 ini, diharapkan mampu memberikan harapan baru bagi masyarakat Kediri, Blitar Dan Tulungagung.

Bahkan, bisa membentuk para pemuda di Indonesia, khususnya di Dapil Jatim 6 menjadi kreatif dan memiliki inovasi dalam berwirausaha. Tidak hanya itu saja, Dr. Habib juga menginginkan para pemuda memiliki ide-ide kreatif, sehingga melahirkan entrepreneur muda untuk tidak perlu memikirkan usaha yang rumit.

“Bisnis yang sederhana pun juga akan menjanjikan apabila kita telaten dan tau peluangnya. Sehingga menjadi pemuda yang efisien, unik, kreatif, dan konsisten dalam menciptakan peluang,” tandasnya.

Baca Juga :  Direktur IAW, Indonesia Harus Melakukan Revolusi Agraria

Dr. H. Habib, SH, M.Hum mengatakan, jika putra daerah asli yang berada di DPR RI nantinya, maka persoalan daerah akan bisa ditangani dengan cepat karena faktor kedekatan dan pengetahuan tentang daerah tersebut.

Tidak bisa dipungkiri bahwa semakin mudahnya akses informasi tidak berbanding lurus dengan minat membaca pemuda Indonesia, terbukti dengan begitu maraknya kabar bohong di masyarakat. Kemampuan masyarakat Indonesia untuk menyerap informasi dinilai masih rendah dibandingkan dengan Negara-negara ASEAN lainnya.

Permasalahan utama di Indonesia adalah pendidikan, maka para pemuda Indonesia, harus sebagai agent of repair untuk memperbaiki dan merubah kondisi tersebut dan tidak tunduk menjadi produk dari sistem yang sudah ada.

Baca Juga :  Ini Alasan Partai Gerindra Siap Menangkan Paslon Fauzi-Eva Di Pilkada Sumenep

“Para milenial harus peduli dengan permasalahan yang ada di masyarakat lalu menemukan solusi cerdasnya,” ujarnya.

Salah satu hal yang DR. Habib soroti adalah adanya tendensi masyarakat untuk berlomba-lomba memupuk kesuksesan hanya untuk diri sendiri. Menurut Habib, seharusnya kita membangun sebuah sistem untuk sukses bersama sehingga nantinya kita akan membuat ketidakmungkinan menjadi sesuatu yang mungkin.

“Jangan sampai kita nyaman pada sebuah ketidaknyamanan,” beliau menambahkan, “Ubah kekurangan jadi kelebihan sehingga menghasilkan solusi,” pungkasnya. (Yanto)

Komentar