Malang, Jumat 31 Oktober 2025 | News Satu- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyerukan pentingnya sinergi lintas organisasi pemuda untuk memperkuat fondasi kebangsaan dan pembangunan nasional. Seruan itu disampaikan saat membuka Tanwir Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ke-33 di Kota Malang.
“Tanwir IMM ini penuh makna karena menyiapkan masa depan bangsa melalui sinergi dan kolaborasi kolektif. IMM harus menjadi pelopor perubahan positif,” ujar Khofifah di hadapan ribuan kader IMM.
Sebagai tokoh nasional yang juga mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Khofifah menekankan bahwa NU dan Muhammadiyah adalah dua pilar utama bangsa yang memiliki hubungan historis dan persaudaraan kuat.
“Persaudaraan ini kuat. Maka semua pilar bangsa, termasuk pemuda, harus menjaga kebersamaan dan membangun program yang memperkuat persatuan,” tegasnya, Jumat (31/10/2025).
Dalam forum tersebut, Wakil Ketua DPD RI Sultan Bachtiar Najamudin memperkenalkan konsep Green Democracy atau Demokrasi Hijau merupakan konsep politik yang menempatkan keseimbangan dan keberlanjutan sebagai inti pembangunan bangsa.
“Ketika politik kehilangan nilai, lahirlah kerakusan. Ketika pembangunan kehilangan keseimbangan, tumbuhlah kerusakan. Karena itu, demokrasi harus hijau, berimbang, dan bernilai,” tegas Sultan.
Sultan menegaskan DPD RI berkomitmen menjaga harmoni antara pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Ia mendorong kader IMM menjadi pemimpin masa depan yang menanam nilai dan ide besar untuk bangsa.
“Menanam adalah simbol iman terhadap masa depan. Pemimpin sejati menanam gagasan yang hidup dan bertanggung jawab,” katanya.
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menilai IMM sebagai wadah penting dalam mencetak calon pemimpin masa depan bangsa.
“IMM adalah salah satu organisasi mahasiswa yang menyiapkan anak bangsa untuk menjadi pemimpin,” ujarnya.
Bahlil juga mengingatkan mahasiswa agar tidak terjebak dalam retorika, melainkan harus mengedepankan diskursus ilmiah berbasis data dan tanggung jawab moral.
“Kita butuh pemimpin yang lahir dari proses, bukan dari pencitraan,” tegasnya.
Tanwir IMM ke-33 yang mengangkat semangat kolaborasi, kepemimpinan, dan keberlanjutan ini diharapkan menjadi momentum memperkuat peran pemuda dalam pembangunan nasional yang inklusif dan berkeadilan.
Khofifah menutup sambutannya dengan pesan inspiratif.
“Bangsa ini butuh anak muda yang berani berkolaborasi, bukan bersaing. Bersatu, bukan terpecah,” pungkasnya. (Imam)








Komentar