News Satu, Pamekasan, Jumat 14 Oktober 2022- Pemerintah kabupaten Pamekasan, Jawa timur terus inovatif dan membangun kemitraan antara organisasi kemasyarakatan. Khususnya dengan puskesmas untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait pengentasan stunting.
Nah, ini dijelaskan oleh Bupati Pamekasan Baddrut Tamam sebagai salah satu upaya jitu dan efektif di pelosok. Sehingga, hal yang berpotensi menimbulkan anak stunting dapat dihindari bersama dengan cepat dan tuntas.
“Sekarang kita sudah tekan melalui kemitraan bersama seluruh ormas dan puskesmas mengedukasi. Misalnya kita mengedukasi masyarakat atau orang tua untuk tidak mengizinkan anaknya menikah di bawah usia 20 tahun,” tukasnya.
Bagi Baddrut, sebagian masyarakat di lapisan bawah dan desa belum memperhatikan usia dalam menikahkan anaknya. Padahal sesuai rilisnya, usia yang masih belia atau di bawah usia 20 tahun ada kecenderungan dan potensi untuk melahirkan anak yang stunting.
Tentunya, untuk mengatasi itu butuh kesadaran bersama di kalangan tokoh masyarakat dan pemuda. Dan harus dibangun bersama untuk menghindari pertumbuhan buruk bagi anak yang kelak akan dilahirkan dari hasil pernikahan yang kurang tepat tersebut.
“Di desa itu masih ada, dan akhirnya karena umurnya belum mencukupi, maka berpotensi untuk menjadi stunting, bagaimana kesehatan ibu hamil kita dorong agar memakan makanan yang bergizi. Serta beberapa upaya lain yang kita lakukan,” tuturnya.
Tak ayal jika Pemkab Pamekasan, menerima data terakhir dari Pemprov Jawa Timur tentang jumlah stunting di daerahnya yang mencapai 9.200 anak. Melihat kondisi tersebut, maka Baddrut harapkan pada dinas terkait, ada pola kreatif dan akan bekerja ekstra untuk meminimalisir angka tersebut.
Salah satunya dengan terus melakukan edukasi kepada masyarakat hingga pelosok, tentang bahaya stunting melalui program kolaboratif berbagai stakeholder. Kolaborasi atau kerja sama dalam mensukseskan sebuah program penting digalakkan sebagaimana nilai luhur bangsa Indonesia.
“Saya minta sosialisasi tentang stunting, edukasi dan bahaya pernikahan dini dapat dilaksanakan secara masif dalam rangka menciptakan generasi emas tahun 2045 yang akan datang. Karena.di tahun 2045, Indonesia akan menjadi negara kuat dengan menjadi kekuatan ekonomi kelima di dunia,” tuturnya.(Yudi)
Comment