News Satu, Pamekasan, Rabu 2 Februari 2022- Fenomena anak jalanan atau anjal dan maraknya pengemis. Bahkan juga banyaknya pengamen di beberapa ruas jalan Bumi Gerbang Salam menjadi perhatian Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Pamekasan.
Tak ayal jika mulai Selasa ini, tim Satpol-PP dan Damkar Kabupaten Pamekasan semakin tingkatkan kegiatan patroli keliling dan penertiban. Terkadang berbagai upaya persuasif dan komunikasi humanis juga harus dilakukan langsung pada mereka bebal dengan aktifitasnya di persimpangan jalan kota.
Menurut, Mohammad Hasanurrahman, Kasi Penyelidikan dan penyidikan Satpol PP, pihaknya berkomitmen akan terus melaksanakan operasi secara rutin terkait masalah itu. Tentunya semua sebagai upaya memberikan pelayanan dan kenyamanan pada masyarakat dan pengguna jalan saat beraktivitas.
“Kami amankan pengemis dan pengamen jalanan yang mangkal di lampu stop, karena ini sangat mengganggu pengguna jalan, selain itu cukup membahayakan keselamatan dirinya dan orang lain,” terangnya, Rabu (2/2/2022).
Pihaknya menjelaskan sebagai dasar hukum kegiatan itu maka nantinya setelah ada penindakan, sesuai Perda no 1 tahun 2017, nantinya, akan diserahkan pada OPD pengampu yaitu Dinas sosial. Jadi tidak hanya ditindak semata melainkan akan ada tindak lanjut pembinaan dan teknis lainnya dari pemerintah daerah.
“Saat kami melaksanakan patroli rutin, para pengamen itu biasanya lari, setelah kami kembali ke pos, baru mereka kembali lagi,” tukasnya.
Tak ayal, disetiap kegiatan Tim Satpol PP harus terapkan strategi jitu dan pendekatan yang baik pada sasaran operasi. Sebab para anjal dinilai juga bergerak terstruktur, sehingga pihaknya melakukan operasi rutin dengan Pola intensif dan jalan kaki.
“Mereka itu biasa mangkalnya di lampu stop Jl. stadion dan lampu stop di Jl. Jokotole dan Gurem,” tuturnya.
Sesuai data pada tahun 2021, pihaknya sudah berhasil amankan setidaknya 30 orang pengamen jalanan. Mereka biasanya ditemui kerap mangkal di beberapa titik traffic light Bumi Gerbang Salam.
“Untuk tahun ini kami baru mengamankan 1 orang pengamen saja, kami amankan dulu dikantor, baru dipulangkan setelah diberikan nasehat, sosialisasi, bimbingan pembinaan agar tidak mengamen di lampu stop lagi,” ujarnya.
Hasanur juga menambahkan, setelah didata pada pengamen yang pernah dibina, mayoritas masih dalam usia muda dan kebanyakan, anak putus sekolah. Sedangkan untuk yang terjaring operasi diharapkan jangan lari semburat, sebab akan diperlakukan dengan baik dan sesuai aturan yang ada.
“Untuk pengamen yang pernah kami amankan, faktor penyebab utamanya karena keadaan, kondisi tidak mampu, broken home atau kurang perhatian dari orang tuanya,” katanya.(Yudi)
Comment