Sebab faktor utama dalam mengatasi luapan air sungai yakni pada volume kapasitas aliran sungai yang perlu diperhatikan lebih jauh. Baik, dengan cara normalisasi sungai perkotaan sepanjang 12,5 Km, pembuatan long storage pada daerah hulu serta penerapan teknologi dan aplikasi dalam deteksi dini di beberapa titik sepanjang jalur air dari Dam samiran, Dam Klampar serta Dam Blumbungan.
“Tidak ada cara lain selain adanya normalisasi sungai di kawasan kali Semajit dan kali Jombang. Selain itu, di kawasan hulu dibutuhkan reboisasi hutan agar fungsi penahan air optimal. Disamping penerapan teknologi informasi,” ujarnya, Selasa (19/1/2021).
Ditambahkannya, pasca banjir Minggu lalu Pihaknya bersama jajaran dinas dan kelurahan serta relawan sudah melakukan upaya pembersihan aliran sungai di Kelurahan Gladak Anyar dan Kelurahan Kolpajung. Namun, semua kembali pada masyarakat yang harus sadar akan bahaya sampah yang bisa menyumbat saluran sungai yang dilalui.
Sementara itu, Alfin Zein Fasilitas Forum PRB Jawa Timur yang juga hadir pada waktu yang sama, mengungkapkan sebenarnya semua instrumen dan elemen sumber daya dalam Kesiapsiagaan bencana yang ada di Kabupaten Pamekasan sudah memumpuni. Hanya saja dibutuhkan penerapan dan pemberdayaan potensi sesuai Rencana Kontijensi yang ada.
“Sehingga semua bisa berjalan sesuai prosedur operasi jika terjadi bencana nantinya. Tentunya dengan komando dari pusat pengendali operasi yang ada dalam BPBD dalam fungsi Koordinasi antar OPD terkait,” tegasnya.
Dengan begitu, kesiapsiagaan bencana akn optimal dan pengurangan risiko bencana akan sesuai dengan harapan berbagai pihak. Diakuinya basis terpenting dalam hal ini adalah data dan Koordinasi, sehingga menjadi modal utama dalam menyusun rekomendasi PRB kepada pemerintah daerah.
“Perlu diketahui bahwa Indeks Ketahanan Daerah atau IKD salah satunya dinilai dari keberadaan dan peran forum PRB dan kesiapsiagaan Bencana dari daerah itu sendiri,” pungkasnya. (Yudi)
Comment