News Satu, Pamekasan, Kamis 15 April 2021-
Banyak istilah yang sangat populer di masyarakat ketika bulan ramadan. Terlebih saat menghabiskan waktu dikala sore hingga petang hari menjelang bedug magrib tiba.
Salah satunya “nyareh malam” yang dalam istilah bahasa Sunda dan ucapan lainnya kadang di sebut “ngabuburit”. Bahkan, padanan bahasa di dalam kosakata Madura sepadan dengan ungkapan kata “adentos adzan”.
Menurut Bupati Pamekasan H Baddrut Tamam, tradisi “Nyareh malem” atau juga dikenal dengan “adentos adzan”. Juga alias “ngabuburit ala madura” itu merupakan istilah yang bisa jadi pemaknaannya sama dalam mengisi waktu luang menunggu saatnya berbuka puasa kala itu.
Cuma praktiknya bisa jadi berbeda-beda sesuai dengan kebiasaan dan perilaku masyarakat lokal setempat. Ada yang dipraktikkan dengan kegiatan bernafaskan perilaku sarat aktifitas religi. Yakni seperti berkumpul dengan mengaji dan menyimak kultum menjelang adzan magrib.
Bahkan, dibeberapa tempat juga diisi dengan kegiatan kepemudaan yang melakukan diskusi kecil dengan santai. Juga ada yang sembari jalan sore dan sebagian hanya diisi nongkrong, memainkan HP, dan sebagian yang lain sambil jualan makanan dan takjil.
“Sore ini saya mengisi “nyareh malem” ke Masjid Jamik As Syuhada Pamekasan, untuk memastikan protokol kesehatan di Masjid Agung tersebut selama Ramadhan,” ungkapnya, Kamis (15/4/2021).
Tak hanya itu saja Mas Tamam sebutannya, juga mengecek ketersediaan air dan tempat wuduk bagi jama’ah sholat di Masjid Jantung Kota itu. Baik, Bagi yang akan menunaikan ibadah sholat wajib maupun tarawih di kala malam hari setelah sholat isya’.
“Serta Kami juga cek persiapan renovasi tempat wuduk dan persiapan sholat iedul fitri dengan protokol kesehatan dan hal lainnya,” imbuhnya.
Satu hal yang ditekankan, orang nomor wahid di Bumi Gerbang Salam itu, bahwa selama Ramadhan ini diharap masyarakat semakin meningkatkan nilai ibadahnya. Serta berpesan bahwa untuk mencapai bahagia itu dengan cara, kita harus selalu bersyukur. (Yudi)
Comment