News Satu, Pamekasan, Jum’at 17 Desember 2021- Ditengarai adanya indikasi kecurangan dalam penyelenggaraan Pemilihan Presma Universitas Islam Madura atau UIM Pamekasan, Jawa timur, timbulkan kericuhan. Hal ini dilatar belakangi oleh adanya sengketa hasil putusan Mahkamah Mahasiswa (MM) yang dianggap tidak adil bagi pasangan calon yang akan berkompetisi.
Indikator kuatnya, panitia pemilihan saat itu hanya menggugurkan Pasangan Calon Presiden Mahasiswa (Paslon Presma) nomor urut 01. Lalu tetap akan melaksanakan rangkaian Pemilu di Kampus yang terletak di jalan raya bettet kecamatan kota Pamekasan itu.
Padahal sebelumnya, diakui Wadud Wakil Paslon 01, mahasiswa pendukung Paslon Presma 01 sudah melayangkan gugatan kepada Mahkamah Mahasiswa (MM). Yakni terkait kecacatan administrasi Paslon Presma 02 dan kecurangan yang dilakukan pihak penyelenggara, yakni kepada Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) Universitas setempat.
“Namun yang didiskualifikasi oleh MM hanya Paslon 01 dan menganggap KPUM sudah melaksanakan tugasnya dengan benar, yang itu menyebabkan pendukung Paslon 01 memboikot tempat pemilihan agar tidak terlaksana,” tambahnya.
Calon Wakil 01 itu juga mengatakan, pihak Rektorat ditengarai sudah berpihak kepada Paslon 02. Ia juga menyebutkan kalau pihak Rektorat tidak mampu menyelesaikan pemilu raya yang sportif dan berkeadilan.
“Pihak Rektorat tidak mampu menyelesaikan malah menghilang dan seakan-akan menutup mata atas kericuhan ini,” katanya, Jum’at (17/12/2021).
Sementara itu, Taufiqurrahman, yang merupakan mahasiswa setempat juga mengungkapkan, kericuhan ini terjadi disebabkan pihak Rektorat tetap ingin melaksanakan Pemilihan Presma 2021. Padahal kata dia, KPUM dan PANWASLU sudah nyata terindikasi melakukan berbagai pelanggaran yang berorientasi pada kecurangan.
“Mirisnya, pihak Rektorat malah membenarkan atas tindakan KPUM dan PANWASLU tersebut selama ini, dan hal itu sangat jelas bahwa disitu terindikasi kecurangan yang terstruktur,” ungkapnya.
Sejurus dengannya, Fathor Rosyid, selaku pendukung Paslon 01 juga menyampaikan, pihaknya berharap agar pihak Rektorat secepatnya menyelesaikan kericuhan ini. Sehingga tidak mengakibatkan banyak polemik dan permasalah panjang ditatanan mahasiswa setempat.
“Apabila pihak Rektorat tidak mampu menyelesaikan kegaduhan dan membiarkan kericuhan antar mahasiswa di kampus UIM ini terjadi, maka selayaknya pihak Rektorat mengundurkan diri sebagai pimpinan di Kampus UIM ini,” tegasnya.(Yudi)
Comment