News Satu, Pamekasan, Rabu 18 Agustus 2021- Upacara hari kemerdekaan di Kabupaten Pamekasan Jawa timur, langsung dipimpin Bupati Pamekasan, H. Baddrut Tamam sebagai inspektur upacara. Sedangkan bertindak selaku Komandan upacara, Kapten Inf. Julia Triwahjoko. Sedangkan pembaca teks proklamasi Ketua DPRD Pamekasan, Fathor Rohman, dan pembaca doa dipimpin oleh Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Pamekasan, Afandi.
Bupati H. Baddrut Tamam menyampaikan usai prosesi, tercapainya kemerdekaan Indonesia bukan hasil pemberian siapa pun. Melainkan melalui proses perjuangan panjang yang berdarah-darah untuk merebutnya dari tangan penjajah.
Oleh karena itu, kondisi apapun yang terjadi di negeri ini menjadi keniscayaan memperjuangkannya. Terlebih di tengah pandemi covid-19 yang melanda Indonesia, bukan persoalan besar apabila dibandingkan dengan perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan.
Menurutnya, adanya Covid-19 menjadi ajang untuk menguji kesabaran, nasionalisme, kesetiakawanan. serta memupuk kembali kebersamaan antar elemen dan komponen masyarakat sebagai satu bangsa yang utuh dan bermartabat.
“Kepedulian kita terhadap teman, kawan, tetangga dan saudara yang lain sedang diuji oleh pandemi ini. Kemerdekaan ini bukan pemberian dan hadiah, tetapi para pahlawan itu merebut kemerdekaan ini dari kolonialisme,” ungkapnya, Rabu (18/8/2021).
Sehingga, apabila pandemi ini menyurutkan nasionalisme, maka refleksi yang harus dilakukan, seberapa berat mengisi kesetiakawanan dengan pengorbanan para pahlawan yang merebut kemerdekaan dahulu.
Tak ayal jika, dalam mengisi kemerdekaan harus dengan kekompakan, kebersamaan. Bahkan kesetiakawanan sebab penting untuk dikuatkan kembali sebagai negara yang aman dan damai.
Salah satu cara untuk menghindari keretakan antar sesama satu bangsa adalah menghindari berita hoaks yang belakangan ini marak terjadi selama pandemi. Baginya Hoaks ini meretakkan, membuat semua orang jadi ragu dan curiga kepada orang lain, karenanya pada momentum HUT RI ke 76 tahun ini, bersama lawan Hoaks dan produktif dalam kebersamaan.
“Ayo kita memproduksi berita yang merajut kebersamaan, tidak mengoyak persaudaraan, nasionalisme dan kebhinekaan antara kita,” tandasnya.
Berita hoaks tentunya juga akan membahayakan pola pikir dan sudut pandang generasi masa depan Indonesia. Karena, tidak menutup kemungkinan generasi yang biasa mengkonsumsi berita tidak benar atau hoaks akan menjadi generasi yang bersifat antagonis.(Yudi)
Comment