Pamekasan, Minggu 2 November 2025 | News Satu- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, Madura, Jawa Timur kembali menunjukkan komitmennya dalam melestarikan budaya lokal melalui acara “Semalam di Madura” yang digelar megah di kawasan Monumen Arek Lancor.
Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam menjaga eksistensi seni, budaya, dan kearifan lokal Madura di tengah derasnya arus modernisasi.
Bupati Pamekasan KH. Kholilurrahman menegaskan bahwa acara “Semalam di Madura” bukan sekadar hiburan rakyat, tetapi juga bentuk nyata keseriusan Pemkab dalam merawat identitas dan karakter masyarakat Madura.
“Monumen Arek Lancor bukan hanya ruang publik, tapi simbol keberanian masyarakat Madura menghadapi tantangan zaman. Malam ini kita rayakan kebesaran empat kabupaten di Pulau Madura,” tegasnya, Minggu (2/11/2025).
Kegiatan budaya tahunan ini diisi dengan penghargaan bagi pelaku seni dan kebudayaan, festival musik daul, serta peragaan busana batik khas Pamekasan yang menonjolkan keanggunan dan karakter batik Madura sebagai ikon daerah.
Turut hadir perwakilan dari Kementerian Kebudayaan RI, mantan Wakil Bupati Kadarisman Sastrodiwirdjo, H. Sukriyanto, Ketua DPRD Ali Maskur, Dandim 0826 Letkol Kav Agus Wibowo Hendratmoko, dan Kapolres AKBP Hendra Eko Triyulianto, serta sejumlah tokoh masyarakat dan seniman Madura.
Perwakilan Kementerian Kebudayaan, Hadi, dalam sambutannya mengatakan bahwa kekhasan budaya Madura adalah aset nasional yang perlu dijaga bersama.
“Tradisi seperti Rokat Tasek, Okol, hingga macopat adalah warisan luhur yang mencerminkan kekuatan karakter masyarakat Madura. Kami mengapresiasi langkah Pemkab Pamekasan melestarikannya lewat acara ini,” ujarnya.
Acara dimulai pukul 20.09 WIB dengan festival kuliner khas Pamekasan gratis, disusul lagu Indonesia Raya, tarian kolaborasi dari empat kabupaten di Madura, dan pemukulan gong oleh Bupati yang menandai dimulainya acara utama pada pukul 21.22 WIB.
Puncak acara ditutup dengan penampilan musik Balasyik, menambah semarak malam budaya penuh makna di jantung Pamekasan.
Melalui “Semalam di Madura”, Pemkab ingin menegaskan bahwa pelestarian budaya bukan sekadar nostalgia, tapi bagian dari pembangunan identitas dan karakter bangsa.
“Pelestarian budaya lokal adalah tanggung jawab kita semua. Kalau bukan kita yang jaga, siapa lagi?” pungkas Bupati Kholilurrahman. (Yudi)








Komentar