Meskipun tidak terkoordinir alumni, tambah dia, Pemkab Pamekasan juga akan tetap melayani yang bersangkutan tanpa biaya alias gratis. Karena tujuan dari rapid antigen tersebut untuk mengetahui status kesehatan santri, terutama yang akan segera kembali ke pondok pesantren.
“Dengan upaya ini, kita bisa mencegah apabila santri itu terindikasi positif pada pemeriksaan rapid antigennya, maka ia harus melakukan isolasi mandiri dulu di rumah. Tidak boleh berangkat ke pondok dulu, karena dikhawatirkan menjadi sumber penularan di pondok pesantren tersebut,” terangnya lagi.
Sebagaimana diketahui, jadwal terbaru pelaksanaan rapid tes antigen gratis masing-masing santri pondok pesantren Lirboyo antaranya, sebanyak 50 orang, santri pondok pesantren Nurul Jadi Paiton sebanyak 70 orang. Lalu ada santri pondok pesantren Amanatul Ummah sebanyak 5 orang, dan santri pondok pesantren Sidogiri sebanyak 296 orang.
“Di luar itu ada santri yang berangkat perorangan. Karena di daftar itu kan yang diakomodasi alumni. Alumni mengajukan permohonan untuk rapid tes, ada yang mengajukan ke Bupati, ada yang langsung ke Dinas Kesehatan. Juga, ada yang tanpa permohonan langsung datang ke puskesmas. Semua Kita layani,” ungkapnya.
Nah, terkait syarat santri, pihaknya menerangkan bagi santri yang hendak memanfaatkan rapid tes antigen gratis tersebut hanya menunjukkan kartu santri. Lalu juga kartu tanda penduduk (KTP) atau surat keterangan domisili di Pamekasan dan hendak melaksanakan perjalanan ke pondok pesantren.
“Harapan saya santri yang mau kembali ke pondok pesantren asalnya, sebaiknya manfaatkan fasilitas yang disediakan Pemkab. Karena bagaimanapun ini bertujuan mencegah penularan covid-19,” tukasnya pada media.(Yudi)
Comment