“Doktrin kebaikan valuenya hanya kadang bersandar pada nilai materiil sedangkan di luar itu terkadang dianggap absurb atau nonsen,” ungkap Kades Muda itu, Senin (31/5/2021).
Dia teringat di masa lalu pra penunjukan sebagai calon, padahal sudah merasa nyaman dengan pekerjaan di masa lalu. Lalu dihadirkan oleh identitas politik yang cukup unik dan cukup sulit mengingat, sosoknya, bukan dari keluarga politisi yang rata-rata berprofesi sebagai akademisi.
“Apapun tanggapan siapapun menjadi nilai buat saya berbenah syukur ada dialog yang mengupas kilas balik Waru Barat dari pra, proses dan pasca. Dalam politik itu sesekali Diam itu indah dan ibadah demi menyatukan rasa memiliki terhadap Desa,” tukasnya, Senin pagi.
Sekarang Pihaknya melihat keadaan dan komitmen Dasa Warsa, sebagai amanah, bukan warisan siapapun. Jadi wajib diemban saat berkeinginan memajukan dengan attitude yang mencerminkan humanitas sesungguhnya.
“Dasa Warsa itu semboyan Visi dan Misi selayaknya amanah yang diemban, tidak ada yang perlu dipertahankan mati-matian karena pada prinsipnya tetap, Setiap masa ada orangnya dan setiap orang ada masanya,” tukasnya.(Yudi)
Comment