Probolinggo, News Satu, Kamis 19 Juni 2025- Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo, Jawa Timur, tancap gas bongkar paksa puluhan bedak pelaku UMKM di kawasan GOR Ahmad Yani, Kamis (19/6/2025). Pembongkaran ini dilakukan atas nama “penataan ulang kawasan”, namun mengundang kekhawatiran pedagang soal masa depan usaha mereka.
Tak ada solusi permanen, hanya janji relokasi sementara ke sisi barat GOR. Puluhan pedagang kopi, makanan, dan jajanan rakyat lainnya terpaksa angkat kaki dari tempat yang selama ini jadi tumpuan hidup.
“Kita sekitar 20 orang diundang di aula Dispopar. Katanya mau dibongkar semua. Tapi kita cuma disuruh pindah sementara. Nggak tahu nanti bisa balik atau tidak,” ujar Mis (53), pedagang wedang kopi.
Didin, pedagang lain, menyebut mereka hanya diberi tempat sementara dan diminta bertahan sampai proyek selesai.
“Ya, katanya pindah dulu di sebelah barat. Tapi nasib kami ke depan belum jelas,” ujarnya.
Pantauan di lokasi, sejumlah alat berat milik Dinas PUPR sudah parkir siap membongkar bedak. Tak ada waktu untuk negosiasi, keputusan sudah bulat: bongkar total.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Dispopar) Rachma Deta Antariksa membenarkan langkah tegas tersebut.
“Ya, itu mau ditata ulang,” jawabnya singkat lewat pesan WhatsApp, tanpa menyebut skema perlindungan usaha pedagang.
Kebijakan sepihak Pemkot ini langsung menuai sorotan. Pedagang menilai pemerintah tidak sensitif terhadap nasib usaha kecil. Di tengah kondisi ekonomi yang belum pulih penuh, pembongkaran tanpa jaminan keberlanjutan usaha dinilai “kejam”.
“Jangan sampai UMKM hanya dijadikan korban proyek penataan. Kami bukan sampah kota,” tegas Mis.
Langkah Pemkot ini menjadi tamparan keras bagi semangat pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Penataan bukan alasan untuk menggilas para pelaku UMKM yang justru menjadi denyut ekonomi rakyat sehari-hari. (Bambang)
Comment