Benarkah Angka Penderita Gizi Buruk Di Sumenep Menurun???

News Satu, Sumenep, Rabu 24 Januari 2018- Untuk menekan tingginya angka penderita gizi buruk di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur (Jatim), Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat terus melakukan penyuluhan dan pendampingan rutin kepada masyarakat, terutama kepada bayi yang menderita gizi buruk.

Kegiatan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep, melalui Bidang Kesehatan dan Gizi, ternyata membuahkan hasil. Terbukti dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan, yakni pada tahun 2016 penderita gizi buruk mencapai 21 orang, kemudian pada tahun 2017 penderita gizi buruk mengalami penurunan, yakni hanya enam (6) penderita saja. Sedangkan pada tahun 2018 Dinas Kesehatan menargetkan Sumenep bebas gizi buruk.

“Target kami pada tahun 2018, Sumenep bebas dari penderita gizi buruk,” ujar Kusmiyati, Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan dan Gizi, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumenep, Rabu (24/1/2018).

Baca Juga :  Inilah 16 Raperda Yang Akan Dibahas DPRD Sumenep

Kusmiyati yang tidak lain Istri Ketua DPRD Sumenep ini menerangkan, sebenarnya ada beberapa faktor yang menjadi penyebab bayi menderita gizi buruk, diantaranya selama hamil sang ibu kurang asupan gizi, pola asuh anak yang kurang benar, asupan gizi kurang dan juga faktor lingkungan sangat mempengaruhi terhadap kesehatan si bayi.

“Jika bayi selalu sakit akibat lingkungan kurang bersih atau kotor, maka anak itu bisa saja menderita gizi, karena kesehatannya terus menurun,” terangnya.

Oleh karena itu, lanjut Istri Politisi PKB Sumenep ini, pihaknya meminta kepada masyarakat terutama pada ibu hamil maupun menyusui untuk selalu menjaga kesehatannya baik si bayi itu sendiri ataupun si ibu menyusui. Selain itu, bayi harus diberi Air Susu Ibu (ASI) secara exclusive selama dua tahun dan ibu juga harus mengkonsumsi makan yang mengandung gizi tinggi.

Baca Juga :  Bupati Sumenep Kembali Melakukan Rotasi Jabatan

“Asupan gizi baik ibu menyusui maupun hamil itu sangat penting, apalagi bagi bayi yang baru lahir, maka makanannya harus yang bergizi dan menyehatkan bagi si bayi,” ujarnya.

Kusmiyati menambahkan, saat ini pihaknya terus memberikan pengobatan dan pendampingan terhadap salah satu penderita gizi buruk di Kecamatan Bluto, yakni seorang Balita bernama Hamzah yang masih berumur 20 bulan. Alhasil Balita tersebut kini sudah mulai bagus perkembangan kesehatannya, bahkan sudah mulai tumbuh rambut dan kulitnya juga sudah berkembang dengan baik.

“Semoga tahun 2018 ini, Sumenep benar-benar bebas dari penderita gizi buruk. Dan syukur Alhamdulillah pengobatan dan pendampingan yang kami berikan kepada penderita gizi buruk membuahkan hasil,” imbuhnya. (Roni)

Komentar