News Satu, Sumenep, Selasa 22 Agustus 2017- Puluhan buruh yang dipekerjakan oleh PT Garam yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terpaksa harus menganggur. Sebab hingga saat ini, buruh musiman tersebut tidak dipekerjakan tanpa ada kejelasan dari PT Garam, padahal saat ini sudah memasuki musim produksi garam.
“Saat ini sudah memasuki musim produksi dan awal menggarap lahan garam. Namun ternyata belum ada pemanggilan dari PT Garam untuk mulai bekerja,” kata Salah seorang buruh musiman PT Garam, Zaruki, Selasa (22/8/2017).
Pekerja musiman di PT Garam ada sekitar 30 orang untuk tenaga keamanan, kemudian penggarap lahan seperti antik, mantong, dan mandor di beberapa wilayah pegaraman PT Garam Gersik Putih seperti Kalimook dan Batu Dingding belum dipekerjakan. Semuanya sekitar 60 hingga 70 tenaga akan tetapi hingga saat ini baru 12 orang saja yang dipanggil untuk berugas. Sedangkan sisanya masih belum ada kejelasan dari PT Garam.
Bahkan, Zanuri mengaku sudah dua musim dirinya tidak dipekerjakan oleh PT Garam, dan saat meminta penjelasan dari pejabat terkait di PT Garam IV Gersik Putih, jawabannya malah dminta untuk menunggu giliran, sebab rekruitmen atau pemanggilan pekerja dilakukan secara bertahap.
“Sekarang sudah memasuki musim produksi, banyak lahan yang sudah dipanen, tapi masih belum ada pemanggilan. Padahal saya sudah 12 tahun bekerja sebagai buruh musiman di PT Garam, dan lainnya ada yang sudah 10 hingg 12 tahun juga belum dipekerjakan,” tandasnya.
Tidak hanya itu, para pekerja musiman ini juga mengeluhkan sistem rekruitmen atau pemanggilan dari PT Garam tidak jelas. Bahkan mereka mengindikasi rekruitmen tersebut berdasarkan kedekatan dengan pimpinan Perusahaan.
“Kami menduga ada ketidak beresan dalam rekruitmen tenaga musiman PT Garam ini,” ujarnya.
Tidak adanya pemanggilan terhadpa para tenaga kerja ini sangat berdampak serius pada pererkonomian dan kesejahteraan keluarga, sebab saat ini mereka sudah tidak lagi memiliki penghasilan sebagai pekerja musiman di PT Garam, terpaksa sebagian dari pekerja musiman ini harus mencari pinjaman untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
“Jika bekerja, biasanya penghasilan kami kisaran Rp 290 ribu hingga Rp 300 ribu setiap minggunya. Namun saat ini kami tidak lagi punya penghasilan, karena tidak pemanggilan dari PT Garam,” ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Pegaraman IV PT Garam Gersik Putih, Mohammad Awiyanto mengatakan, pemanggilan tenaga musiman di perusahaannya dilakukan bertahap dengan disesuaikan kebutuhan. Namun, pekerja musiman yang dipekerjakan sudah mencapai kurang lebih 300 orang.
”Paling sekitar 10 persen yang belum dipanggil. Karena pada prinsipnya, bagaimana PT Garam ingin banyak produksi dengan biaya minim. Jadi tidak semua pekerja langsung dipanggil keseluruhan,” katanya.
Ia membantah, dalam rekruitmen pihaknya tidak tebang pilih atau memprioritaskan pekerja tertentu untuk dipanggil lebih awal. Akan tetapi pihaknya menyerahkan kepada seksi teknis di PT Garam dalam rekrutmen tersebut.
“Tidak ada tebang pilih dalam rekrumen pekerja musiman ini, semuanya saya serahkan ke Seksi Teknis PT Garam,” pungkasnya. (Roni)
Comment