News Satu, Sumenep, Senin 17 September 2018– Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur (Jatim) merupakan sebuah daerah yang kaya Sumber Daya Alamnya (SDA), sebab Kabupaten yang berada di ujung timur pulau garam Madura ini memiliki 126 pulau baik berpenghuni maupun tidak. Dengan dikelilingi perairan laut, sebagian besar masyarakat yang berada di pesisir pantai, selain menjadi nelayan juga menjadi petani rumput laut.
Melihat dengan banyaknya rumput laut tersebut, membuat Bupati Sumenep, DR. KH. A Busyro Karim, M.Si berpikir untuk memasarkan rumput ke dunia Internasional. Namun demikian sebelum dipasarkan ke dunia Internasional, Industri rumput laut harus besar dengan standar keamanan global, sehingga menghasilkan produk yang aman dan siap saing.
“Industri rumput laut di Kabupaten Sumenep masih tergolong industri rumah tangga sehingga volume produksi terbatas dan tergantung permintaan.” kata Bupati Sumenep, Dr. KH. A. Busyro Karim, M.Si saat membuka Pelatihan Cara Beproduksi Pengolahan Rumput Laut, Senin (17/9/2018).
Sebaran agro industri olahan rumput laut di Sumenep masih sangat terbatas, sebab belum bisa menembus pasar modern seperti swalayan. Hal itu terjadi karena olahan rumput laut industri rumah tangga belum memiliki sertifikat keamanan pangan baik dari Kementerian Kesehatan dan izin dari Kementerian Perindustrian.
“Registrasi atau ijin produk dan kemasan masih rendah yang merupakan masalah klasik terjadi di kalangan pengolah rumput laut di Sumenep. Sementara produksi rumput laut Kabupaten Sumenep mencapai 530 ribu 422 ton di tahun 2017 atau Kabupaten penyuplai rumput laut terbesar di Jawa Timur dengan potensi lahan rumput laut mencapai 287 ribu 324 hektar,” ungkapnya.
Oleh karenanya, lanjut Bupati Sumenep dua periode ini, dengan Pelatihan Cara Berpoduksi yang baik Pengolahan Rumput Laut yang bekerjasama dengan United Nations Industrial Development Organization atau Organisasi Pengembangan Industri Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNIDO) mampu menjadikan rumput laut Sumenep menguasai pasar Ineternasional.
“Semoga dengan pelatihan ini, rumput laut di Sumenep mampu menguasai pasar Internasional,” tandasnya.
Namun demikian, mantan Ketua DPRD Sumenep dua periode ini mengaku ada beberapa kendala dalam pengembangan rumput laut, yakni minimnya modal. Oleh karenanya, Suami Nur Fitriana ini berharap adanya investor yang berminat mengembangkan potensi rumput laut dan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep akan sangat terbuka, jika ada investor yang berminat.
“Selama ini masyarakat pembudidaya menjual hasil rumput laut kepada pengepul, selanjutnya pengepul menjual kembali ke Surabaya atau bahkan mengekspor ke luar negeri,” imbuhnya.
Sementara Mariya Gigi dari Tim Export UNIDO mengatakan, pihaknya telah berkomunikasi dengan pemilik penginapan di Sumenep untuk ikut menjual olahan rumput laut.
“Hasil pendekatan yang kami lakukan ternyata pemilik hotel siap untuk menjual produk olahan rumput laut,” ucapnya.
Ia menjelaskan, produk olahan rumput laut itu seperti stick rumput laut, jus rumput laut dan saos sambal. Sedangkan dari UKM yang telah memproduksi olahan itu sebanyak 5 kelompok.
“Produk olahan rumput laut itu tidak menggunakan bahan pengawet namun bisa bertahan lama,” pungkasnya. (Zalwi)
Comment