News Satu, Sumenep, Rabu 27 Februari 2019- Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Front Aksi Mahasiswa Sumenep (FAMS), menggelar aksi demo ke kantor Bupati Sumenep, Madura, Jawa Timur (Jatim), Rabu (27/2/2019). Aksi mengkritisi kinerja Kepemimpinan Dr. KH. A Busyro Kari, M.Si (Bupati) dan Achmad Fauzi, SH (Wakil Bupati) awalnya berjalan dengan damai.
Namun aksi tersebut berubah anarkis, setelah petugas dari Satpol PP menghadang mereka agar tidak masuk ke dalam halaman kantor Bupati Sumenep, akibatnya aksi saling dorong antara mahasiswa dengan petugas Satpol PP tidak terelakkan.
Bahkan, aksi pemukulan yang dilakukan oknum petugas Satpol PP terhadap salah seorang mahasiswa juga tak terelakkan. Sehingga, mengundang emosi para mahasiswa lainnya, dan akhirnya terjadi adu jotos, serta salah seorang mahasiswa terluka.
“Kami kesini hanya ingin mendengar langsung dari Bupati maupun Wakil Bupati, terkait kinerjanya selama memimpin Kabupaten Sumenep. Namun ternyata, dua oknum petugas Satpol PP menghalangi dan mengeroyok teman kami hingga terluka,” ujar Junaidi Korlap Aksi FAMS, Rabu (27/2/2019).
Tidak terima dengan tindakan dua oknum petugas Satpol PP tersebut, para aktivis FAMS langsung mendatangi kantor Dinas Satpol PP Sumenep, guna meminta pertanggungjawaban atas tindaka anarkis yang dilakukan anggota Satpol PP.
“Kita minta ketegasan kepada pihak Satpol PP agar oknum yang melakukan pemukulan meminta maaf. Kita dari pihak mahasiswa meminta keadilan,” tandasnya.
Bahkan, para mahasiswa juga akan melakukan langkah hukum, jika anggota Satpol PP tersebut tidak meminta maaf. Sebab, tindakan mereka sudah bukan mencerminkan seorang pengayom masyarakat, melainkan sudah seperti preman.
“Kami akan lakukan kajian terhadap tindakan petugas Satpol PP tersebut, dan apakah akan dilakukan langkah hukum atau tidak,” tukasnya.
Sementara, Kepala Bidang Ketentraman dan Perlindungan Masyarakat Satpol PP Sumenep, Fajar Santoso mengaku, anggotanya sudah melakukan tugas sesuai aturan. Menurutnya anggotanya lah yang ditabrak mahasiswa terlebih dahulu sehingga petugas terpancing.
“Kita tahan memang, tapi mereka memaksa masuk, bahkan melawan petugas. Saya lihat memang saling dorong, sementara soal pukul-memukul saya juga tidak melihat,” kilahnya.
Bahkan, ia juga membantah jika anggotanya mengeroyok mahasiswa, sebab anggotanya hanya mengamankan para mahasiswa yang mencoba menerobos blokade petugas.
“Situasi ini kondisional, kalau mereka memaksa, menabrak, apalagi memukul ya mau gimana lagi,” ucapnya.
Fajar juga menantang mahasiwa jika memang menganggap anggotanya melakukan pemukulan, silakan dilaporkan saja.
“Jika mereka memang punya bukti, silakan laporkan secara hukum, bukan malah mendemo kantor Satpol PP,” pungkasnya. (Nay)
Comment