EKONOMIHEADLINENEWSREGIONALSUMENEP

Dinas Peternakan Sumenep Waspadai Peredaran Daging Glonggongan

×

Dinas Peternakan Sumenep Waspadai Peredaran Daging Glonggongan

Sebarkan artikel ini
Dinas Peternakan Sumenep Waspadai Peredaran Daging Glonggongan
Dinas Peternakan Sumenep Waspadai Peredaran Daging Glonggongan

News Satu, Sumenep, Rabu 22 Mei 2019- Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur (Jatim) terus melakukan pemantauan terhadap harga sembako dan peredaran daging glonggongan di pasaran, menjelan hari raya Idul Fitri 1440 Hijiryah.

“Untuk mengantisipasi adanya daging sapi glonggongan atau tidak sehat yang di jual, kami terus melakukan pemantauan dan pengawasan di sejumlah pasar,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumenep, Bambang Heriyanto, Rabu (22/5/2019).

Ia menegaskan, Kabupaten Sumenep dipastikan bebas dari daging glonggongan atau daging yang tidak sehat. Sebab, hingga saat ini, pihaknya masih belum menemukan ada daging glonggongan atau daging tidak sehat yang dijual oleh pedagang.

“Kami pastikan aman dari daging glonggongan atau daging yang tidak sehat,” tandasnya.

Bambang menambahkan, pemantauan dan pengawasan tidak hanya dilakukan di pasar tradisional saja, melainkan pihaknya juga melakukan pengawasan terhadap sejumlah tempat yang menjadi tempat pemotongan hewan.

“Rata-rata pedagang daging di Sumenep ini memotong sendiri, dan hewan yang di potong merupakan hasil ternak dari para petani atau peternak lokal. Bukan daging yang telah diprose dengan tidak benar,” ungkapnya.

Namun demikian, pihaknya tetap menghimbau kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati saat membeli daging sapi di pasaran. Ada beberapa ciri daging sapi glonggongan yakni warnanya pucat (daging yang masih baik berwarna merah terang dan lemaknya berwarna kekuningan),  kandungan air sangat tinggi, lebih berair, lembek, kondisinya agak rapuh sehingga tidak bisa dijadikan sejumlah produk olahan, seperti bakso dan harganya lebih murah.

“Kalau daging glonggongan itu biasanya mengeluarkan air secara terus menerus, para pedagang biasanya tidak menggantung daging tersebut seperti daging yang sehat, karena khawatir ketahuan. Baunya pun seperti anyir dan warnanya lebih mengkilat,” pungkasnya. (Nay)

Comment