News Satu, Sumenep, Sabtu 2 November 2024- Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, meluncurkan platform Data Kemiskinan Komprehensif (DKK) untuk mengentaskan kemiskinan secara lebih efektif.
Namun, muncul pertanyaan, apakah teknologi canggih ini akan membawa perubahan konkret, atau hanya akan menjadi sekadar wacana yang terdengar muluk?. Platform yang dirancang untuk mengolah data dengan analitik big data dan kecerdasan buatan (AI) ini, diklaim mampu menganalisis akar permasalahan kemiskinan di setiap desa.
Kepala Bappeda, Arif Firmanto, menegaskan bahwa DKK bukan sekadar mengumpulkan data, tapi dapat memetakan kondisi spesifik di lapangan hingga mengidentifikasi bantuan yang paling efektif.
“Ini bukan sekadar data biasa. DKK bisa menunjukkan kebutuhan riil. Kalau di desa A air bersih menjadi masalah utama, kita akan tahu dan langsung bisa alokasikan anggaran,” katanya, Sabtu (2/11/2024).
Namun, kritik muncul terkait efektivitas platform ini di lapangan. Banyak pihak mempertanyakan apakah sistem ini akan benar-benar dijalankan hingga mencapai masyarakat paling bawah atau berhenti di atas meja rapat.
Arif mengakui bahwa platform ini hanya akan berhasil jika ada kerja sama yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan para pemangku kepentingan.
“Kolaborasi ini penting, tanpa itu, platform ini hanya jadi angka-angka saja,” ujar Arif.
Dengan DKK, Bappeda berharap Sumenep bisa menjadi percontohan daerah yang mengatasi kemiskinan dengan pendekatan berbasis data yang transparan dan efektif.
“Kami optimis, dengan dukungan data yang akurat dan kolaborasi dari semua pihak, kita bisa membangun Sumenep yang lebih adil dan sejahtera,” pungkasnya.
Platform ini diharapkan menjadi acuan bagi seluruh pihak yang peduli terhadap pengentasan kemiskinan, sekaligus mendorong transparansi dan akuntabilitas dalam kebijakan publik di Sumenep. (Robet)
Comment