AGROBISNISEKONOMIHEADLINENEWSREGIONALSUMENEP

Kadin Sumenep, Indonesia Harus Hentikan Impor Bawang Putih Dari China

×

Kadin Sumenep, Indonesia Harus Hentikan Impor Bawang Putih Dari China

Sebarkan artikel ini
Kadin Sumenep, Indonesia Harus Hentikan Impor Bawang Putih Dari China
Kadin Sumenep, Indonesia Harus Hentikan Impor Bawang Putih Dari China

News Satu, Sumenep, Jumat 7 Februari 2020- Dampak virus corona di Negara China, harga bawang putih di Indonesia meroket. Hal itu terjadi, karena 90 persen bawang putih yang ada di Indonesia merupakan impor dari Negara China.

Menyikapi hal itu, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumenep, Hairul Anwar, mendesak pemerintah untuk melakukan rekayasa teknologi dengan melakukan swasembada bawang putih.

“Jadi dengan swasembada Bawang Putih ini, maka harga tetap stabil dan kita tidak perlu lagi melakukan impor,” ujar Pengusaha Muda Sumenep ini, Jumat (7/2/2020).

Kran impor bawang putih dari China, lanjut Hairul, belum bisa dipastikan kapan akan dibuka kembali oleh Pemerintah. Sedangkan para pedagang dan masyarakat mulai resah dengan makin menipisnya stok yang berakibat harga tak terkendali. Bahkan, pada saat ini sudah tembus di harga antara Rp 70 hingga Rp 80 ribu/kilogram.

“Bisa saja Pemerintah melakukan impor dari negara lain seperti India, Bangladesh, Mesir, Rusia, Myanmar dan Iran. Tapi jika dihitung dari biaya transportasi akan sangat besar, jika itu tetap dilakukan maka harga bawang putih ketika sampai di masyarakat terpencil di Indonesia, maka harganya akan mencapai diatas Rp 100 ribu/kilogram,” tandansya.

Menurut pengusaha muda asal Sumenep ini, sudah saatnya Pemerintah melaksanakan rekayasa teknologi untuk penanaman bawang putih. Jika selama ini komoditas bawang putih hanya bisa ditanam di daerah dataran tinggi, maka upayakan bisa disemua daerah.

“Dengan rekayasa teknologi apa sih yang tidak bisa. Ide-ide yang sudah muncul untuk swasembada bawang putih ini harus dilaksanakan. Jangan hanya hangat sesaat dikala terjadi kelangkaan seperti sekarang ini,” ungkapnya.

Hairul juga mengungkapkan, bahwa bawang putih sudah menjadi kebutuhan dapur setiap warga Indonesia.

“Seharusnya sejak dulu sudah ada penanganan secara khusus dari pemerintah. Kita kan negara agraris. Lahan banyak. Tinggal bagaimana pemerintah mengarahkan petani saja,” pungkasnya.

Ia berharap kedepan ada solusi cepat dari pemerintah untuk mengatasi kebutuhan sejumlah komoditas di wilayah Indonesia khususnya di Kabupatan Sumenep ini.

“Harapan kami segera ada solusi untuk memenuhi semua kebutuhna komoditas termasuk bawang putih. Bahkan juga cabai yang mulai naik harganya di pasaran akibat masa tanam,” tutupnya. (Lim)

Comment