HEADLINENEWSORMASREGIONALSUMENEP

Kemiskinan Merajalela, BEMSU Demo Kantor Bupati Sumenep

×

Kemiskinan Merajalela, BEMSU Demo Kantor Bupati Sumenep

Sebarkan artikel ini
Kemiskinan Merajalela, BEMSU Demo Kantor Bupati Sumenep
Kemiskinan Merajalela, BEMSU Demo Kantor Bupati Sumenep

News Satu, Sumenep, Rabu 3 November 2021- Ratusan Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Sumenep (BEMSU) demo ke Kantor Bupati Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Dalam aksinya mereka melakukan longmarch dari depan masjid Jamik Sumenep, dan membentangkan poster, serta spanduk kecaman terhadap kepemimpinan Achmad Fauzi dan Dewi Kholifah (Fauzi-Eva).

Seperti tingginya angka kemiskinan di Kabupaten Sumenep, yang pada saat ini berada di posisi nomor 3 dari 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur.

Padahan Kabupaten Sumenep, merupakan ladang Migas. Namun kenyataannya, masyarakat miskin dan angka pengangguran masih tinggi.

“Yang menjadi pertanyaan bagi kami, Kita kaya migas, tapi kemiskinan dan angka pengangguran masih tinggi,” ujar Nur Hayat, Korlap Aksi BEMSU, Rabu (3/11/2021).

Oleh karena itu pihaknnya, mendesak Bupati Achmad Fauzi segera mengentaskan kemiskinan dan pengangguran di Sumenep. Sebab, selama ini, kayaknya Achmad Fauzi dinilai tidak ada niatan untuk mengentaskan kemiskinan maupun pengangguran di Bumi Sumekar ini, mulai jadi Wakil Bupati hingga menjadi Bupati.

“Mulai jadi Wakil Bupati hingga menjadi Bupati, angka kemiskinan dan pengangguran masih tinggi,” tandasnya.

Selain itu banyak persoalan lain di Kabupaten Sumenep yang masih belum diselesaikan dan dinilai merugikan rakyat. Seperti banyaknya pengelola tambak udang, yang saat ini tidak ada tindakan tegas.

Selanjutnya, alih fungsi lahan yang saat ini masih belum ada tindakan jelas dari pemerintah untuk menertibkan dan memberikan perlindungan terhadap masyarakat lokal

Sehingga, peralihan status masyarakat, yang awalnya masyarakat Sumenep mayoritas mata pencahariannya sebagai petani dan nelayan menjadi buruh tambak

“Hal itu, merupakan pemandangan pahit yang hari ini kita saksikan bersama. dari pemilik lahan hingga menjadi buruh diatas tanah nenek moyang sendiri,” tukasnya.

Secara pandangan ekonomi jangka panjang, menjadi catatan buruk bahwa 10 hingga 15 tahun mendatang bisa saja anak cucu masyarakat di kota kerus ini menjadi asing di bumi sendiri yang disebabkan oleh aktivitas ekstraktif yang berorientasi pada kekayaan segelintir orang

Masifnya industrialisasi tambak terlihat tidak memberikan dampak implisit bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang itu bisa dijadikan indikasi bahwa kehadiran investasi dan pembangunan di Kabupaten Sumenep tidak memiliki keberpihakan kepada rakyat secara umum

“Itu seakan hanya menjadi lahan basah bagi segelintir elit pengusaha dan penguasa tanpa perlu tahu terhadap dampak yang akan menyebabkan masyarakat tertindas,” pungkasnya.

Namun sayangnya, aksi yang digelar Ratusan Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi BEM Sumenep ini, tidak ditemui oleh Bupati Sumenep, padahal aspirasi mereka sangat penting untuk menjadi Sumenep lebih baik dan maju.(Zalwi)

Comment