News Satu, Sumenep, Selasa 29 Oktober 2019- Anggota Komisi II DPRD Sumenep, Madura, Jawa Timur, melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke kantor PT Garam (Persero). Kedatangan para wakil rakyat ini, tidak lain sebagai tindak lanjut dari keluhan masyarakat terkait dengan anjloknya harga garam.
“Keluhan petambak tahun ini produksi garam ditingkat petambak banyak, tapi karena tidak diimbangi dengan serapan yang maksimal maka terjadi penumpukan garam, ketika menumpuk maka harga bisa anjlok,” kata Ketua Komisi II DPRD Sumenep, H. Subaidi, Selasa (23/10/2019).
Sesuai aspirasi yang diterima, maka Komisi II DPRD Sumenep langsung melakukan Sidak untuk memastikan apakah benar harga garam yang dipatok oleh PT Garam sangat murah atau dibawah harga pasaran.
“Ini yang kami cari solusinya. Sehingga kami harus konfirmasi kepada PT Garam,” tandasnya.
Untuk mencari solusi lanjut Politisi PPP itu dalam waktu dekat akan mempertemukan pihak PT Garam dengan petambak garam.
“Iya nanti akan dipertemukan antara PT Garam dan petambak garam, biar nanti tidak ada kecemburuan,” tukasnya.
PT Garam (persero) terekesan tidak memiliki solusi soal menumpuknya garam milik para petambak. Padahal, Badan Usaha Milik Negara (BUMD) itu diharapkan mampu menyerap garam para petambak. Namun belakangan justru garam petambak tetap saja tak terbeli.
“Pasti (tidak terbeli), PT Garam saja menumpuk. Yang tahun 2018 kemarin saja masih belum kita jual,” kata Direktur Pengembangan, Edward Hariandja.
Menurutnya, banyaknya penumpukan garam itu bisa saja disebabkan karena diluar daerah sudah tidak lagi membutuhkan garam Sumenep.
“Yang jelas diluar itu sudah pasti banyak garam. Banyaknya garam itu kami tidak tahu. Prosesor yang biasa ngambil di kita juga sudah gak ngambil, mereka tidak bisa menyerap sesuai apa yang sudah ditargetkan,” jelasnya.
Sementara, untuk patokan harga garam yang dibuat oleh PT Garam Sumenep mengikuti harga pasar.
“Kita mengikuti harga pasar, ada pasang surutnya,” pungkasnya. (Nay)
Comment