News Satu, Sumenep, Selasa 10 Februari 2021- Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, telah mengeluarkan rekomendasi terhadap salah satu perusahaan untuk melakukan penambangan fosfat. Namun demikian, rekomendasi tersebut mendapatkan penolakan dari PCNU Sumenep, dan kalangan kiai, serta tokoh masyarakat.
Kiai A. Dardiri Zubairi, Wakil Ketua PCNU Sumenep mengatakan, dari data tahun 2015, penyerapan tenaga kerja di kabupaten yang paling banyak didominasi oleh tenaga kerja pertanian, mencapai sebanyak 44,53 persen, sekitar 202.
“Jadi ketika ada penambangan fosfat dalam radius wilayah yang jumlah hektarnya tidak terhitung, itu menurut saya akan mengganggu terhadap mata pencaharian secara langsung bagi masyarakat Sumenep,” terang K. A Dardiri dalam acara Webinar yang diadakan oleh Pemuda Perubahan Sumenep, Badan Usaha Milik Millenial dan Pemuda Pancasila Sumenep, dengan mengusung tema Sumenep Ditengah Deposit Fosfat,” ujarnya, Rabu (10/2/2021) melalui aplikasi Zoom Cloud Meetings.
Menurutnya, setiap tahunnya, lahan pertanian di Sumenep mengalami alih fungsi lahan sekitar 7 Ribu 5 Ratus hektar dari data tahun 2013. Lanjut Kiai yang aktif dalam menjaga lingkungan ini, ada yang mengatakan lagi bahwa di tahun itu ada sekitar 5 persen setiap tahun lahan-lahan pertanian itu mengalami alih fungsi lahan.
“Saya pikir kalau ada penambangan fosfat yang dikelola oleh perusahaan besar itu, akan menambah jumlah penyusutan lahan, sekaligus akan mengganggu sekali, pada hampir 50 persen penyerapan tenaga kerja yang terserap dalam dunia pertanian. Ini semuanya akan terganggu,” ucapnya.
Tokoh masyarakat ini menyampaikan, setelah melakukan kajian bersama teman-temannya ada beberapa catatan, sehingga pihaknya menolak terhadap rencana penambangan fosfat.
Yakni salah satunya karena pertambangan fosfat itu bersembunyi di kawasan Batu karst, yang merupakan kawasan reservasi air, bisa dikatakan sungai bawah tanah yang jadi penampungan air hujan, yang masuk melalui rongga-rongga bebatuan. Semacam tangki atau kantong penyimpanan air, bagaimana nanti jadinya kalau ini di rusak.
“Ada yang bilang lagi kawasan batu karst itu sebenarnya merupakan kawasan kunci sistem hidrologi. Persediaan cadangan air, pergerakan air, kalau misalnya ini hancur, maka sistem hiterologinya itu akan hancur, maka nanti akan terjadi, saya pikir ketika musim kemarau akan mengalami kekeringan dan ketika musim hujan akan mengalami kebanjiran,” ungkapnya.
Comment