News Satu, Sumenep, Senin 6 Nopember 2017- Program sosial Bedah Rumah dan bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, tahun 2018 mendatang melonjak drastis ketimbang tahun ini. Pasalnya, Pemkab Sumenep melalui Dinas Sosial setempat telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 6,99 miliar bagi masyarakat miskin yang tidak memiliki tempat tinggal layak.
“Anggaran tersebut diperuntukkan bagi 644 penerima manfaat. Masing-masing mendapatkan bantuan sebesar Rp 15 juta,” kata kepala Dinas Sosial Kabupaten Sumenep, R Akh Aminullah, Senin (6/11/2017).
Pada tahun 2016 lalu, alokasi anggaran untuk masyarakat miskin tersebut sebesar Rp 700 juta untuk 70 penerima dengan nominal bantuan masing-masing sebesar Rp 10 juta. Sedangkan pada tahun 2017, Pemkab mengalokasikan Rp 750 juta untuk 50 orang penerima dengan jumlah nominal Rp 15 juta per orang.
“Bantuan ini hanya bersifat stimulan. Artinya kalau ada yang mau nyumbang tidak masalah, yang penting jangan dikurangi,” ujarnya.
Ia menerangkan, meski jenis bantuan yang diberikan dalam program bedah rumah dan RTLH sama, namun untuk penerima manfaat mempunyai perbedaan. Program bedah rumah dikhususkan kepada warga miskin yang sudah lanjut usia (Lansia), sementara program RTLH diberikan kepada warga miskin meskipun usianya masih muda.
“Penerimanya berbeda. Bedah rumah khusus bagi masyarakat Lansia yang ada di Sumenep,” jelas Aminullah.
Mantan asisten Setkab Sumenep ini menambahkan, program bedah rumah dan RTLH ini merupakan langkah kongkrit Pemkab untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Sehingga, ketimpangan sosial antara si miskin dan si kaya dapat sedikit teratasi dengan adanya rumah yang layak huni.
“Jika rumahnya bolong atau tidak layak, dalam segi kesehatan itu tidak sehat. Makanya itu harus diperjuangkan,” imbuhnya. (Ozi)
Comment