Surabaya, Jumat 26 September 2025 | News Satu- Anggota DPD RI Dapil Jawa Timur, Lia Istifhama, menegaskan bahwa pendidikan vokasi khususnya Politeknik harus semakin fokus menyiapkan lulusan SDM unggul yang siap bersaing di pasar kerja global. Hal itu ia sampaikan dalam Sentrinov ke-11 tahun 2025 di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS), Kamis (26/9/2025).
Acara bergengsi itu dihadiri Forum Direktur Politeknik se-Indonesia (FDPNI), Indonesian Society of Applied Science (ISAS), serta 200 dosen dan calon guru besar dari berbagai politeknik di seluruh Indonesia.
Menurut Ning Lia, lulusan SMA/SMK lebih rentan menganggur. Data terbaru menunjukkan lebih dari 397 ribu lulusan SMA/SMK berpotensi menganggur, ditambah angka pengangguran laki-laki mencapai 445 ribu orang, serta pengangguran perempuan yang juga tinggi.
“Politeknik harus jadi ruang Gen Z memperkuat ilmu, keterampilan, dan keyakinan diri. SDM vokasi unggul akan mengisi peluang global sekaligus jadi motor kemandirian bangsa,” tegas Ning Lia, yang dinobatkan sebagai Wakil Rakyat Terpopuler se-Jawa Timur versi ARCI, Jumat (26/9/2025).
Doktor Ekonomi Islam ini menegaskan pendidikan vokasi adalah kunci Indonesia Emas 2045. Negara-negara Eropa kini kekurangan tenaga kerja Gen Z, peluang yang seharusnya bisa direbut lulusan Politeknik Indonesia. Namun, ia menyoroti masih banyak mismatch antara keterampilan lulusan dan kebutuhan pasar kerja.
“Lulusan teknik Politeknik wajib menguasai preferensi global. Jangan hanya isi posisi pinggiran, tapi rebut peluang strategis di bidang teknik dan teknologi,” tandasnya.
Ning Lia mencontohkan, di sektor perkapalan Eropa, tenaga kerja Indonesia lebih banyak ditempatkan sebagai koki, bukan teknisi mesin. Bahkan di Arab Saudi, meski mayoritas jemaah haji berasal dari Indonesia, tenaga kerja yang melayani jamaah justru didominasi negara lain.
Menurutnya, peluang besar ini harus dimaksimalkan setelah Presiden Prabowo Subianto membuka jalan melalui perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).
“Investasi terbesar adalah pendidikan. Politeknik harus membaca preferensi global dan menjawab kebutuhan dunia kerja. SDM vokasi Indonesia jangan jadi penonton, tapi pemain utama di level internasional,” pungkas Ning Lia. (Kiki)
Comment