HEADLINENEWSPEMERINTAHANPEMPROV JATIMREGIONALSURABAYA

Jatim Bebas Zona Merah, Ini Indikator Utamanya

×

Jatim Bebas Zona Merah, Ini Indikator Utamanya

Sebarkan artikel ini
Jatim Bebas Zona Merah, Ini Indikator Utamanya
Jatim Bebas Zona Merah, Ini Indikator Utamanya

News Satu, Surabaya, Kamis 8 Oktober 2020- Dari 38 Kabupaten dan Kota seluruh Jatim, 28 wilayah dinyatakan berkategori orange atau resiko sedang. Selain itu untuk 10 sisanya sudah dalam kategori zona kuning atau resiko rendah pandemi.

“Alhamdulillah, sore hari ini Satuan Gugus Tugas Covid-19 Nasional mencatatkan kan bahwa Jatim sudah bebas dari zona merah,” kata Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, Kamis (8/10/2020).

Dengan hasil signifikan ini, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak atas dedikasinya yang telah bekerja keras bahu membahu mengendalikan penyebaran virus Corona atau Covid-19 dengan hasil yang baik dan menggembirakan.

“Terima kasih kerja keras semua pihak baik dari Pemerintah Kabupaten/ Kota, TNI, POLRI, Kejaksaan, Pengadilan, Kampus, Media, Tenaga Kesehatan, Tokoh Agama, Segenap Relawan. Terutama bagi masyarakat Jawa Timur yang saat ini menjadi garda terdepan dalam pemakaian masker. Mereka faktor utama yang berkontribusi pada kesuksesan Jawa Timur melawan covid 19,” ucapnya.

Dalam kesempatan ini, pihaknya membeberkan rahasia Jawa Timur dalam keberhasilannya menekan penyebaran COVID-19. Yakni, Prinsip utama selalu mempertimbangkan masukan dari pakar epidemiologi dalam penanganan COVID-19 di Jawa Timur.

“Kali ini, kita mendapat data bahwa  penggunaan masker yang masif dan serentak, terbukti mampu menurunkan kurva penambahan kasus COVID-19 di berbagai Negara. Di samping itu, apabila 60% saja populasi mau pakai masker, Rate of Transmission atau tingkat penularan bisa turun dibawah satu. Sebab itu, kita adopsi gagasan yang telah scientifically proven ini di provinsi Jawa Timur,” tuturnya.

Menurut data pemprov Jatim, Memang dalam satu bulan terakhir, penanganan COVID-19 di Jawa Timur difokuskan kepada perubahan perilaku dengan kampanye penggunaan masker yang massif oleh tokoh. Kemudian, diikuti dengan operasi Yustisi yang tidak hanya memberi hukuman, namun juga reward kepada masyarakat yang patuh protokol kesehatan.

“Saya setiap weekend bersama tim dari Forkopimda, Pangdam, Kapolda, Bupati, Walikota juga pimpinan instansi vertikal seperti BI, BPN, OJK dan para survivor COVID-19 bergantian untuk keliling Kabupaten dan Kota di Jawa Timur terjun langsung kepada masyarakat dengan cara gowes untuk menyampaikan ajakan “Pakai Masker” sambil membagikan masker gratis dan sembako untuk mengapresiasi kepatuhan mereka kepada protokol kesehatan,” imbuhnya.

Tak hanya peningkatan cakupan penggunaan masker, percepatan 3T yang lebih masif juga sebagai kunci utama guna mengendalikan laju penyebaran Covid-19. Secara kumulatif, testing di Jawa Timur per 6 Oktober 2020 telah dilakukan kepada 1,346,878 orang, dengan rincian rapid test sebanyak 976.711 test dan PCR sebanyak 370.107 test.

Pihaknya juga membeberkan, Pemprov Jatim bersama 127 RS Rujukan telah mempersiapkan bed yang cukup untuk Isolasi dengan rincian 6.611 bed isolasi biasa dan 860 bed isolasi tekanan negatif/ICU yang saat ini jumlahnya tertinggi di banding provinsi lain di Indonesia.

“Penurunan kasus COVID-19 di Jawa Timur juga dapat dilihat di BOR Rumah Sakit di Jawa Timur yang konsisten menurun, dua minggu sebelumnya, BOR RS Rujukan COVID-19 di Jawa Timur adalah 49%, laporan terkahir dari Kemenkes RI menunjukkan bahwa BOR Jawa Timur saat ini adalah 38%, padahal standar WHO kapasitas bed dikatakan aman bila dibawah 60%. Artinya memang benar, tren kasus cenderung menurun,” Tambahnya.

Namun, meski terbebas dari zona merah, Gubernur Khofifah tetap berpesan kepada masyarakat untuk tidak lengah. Kepatuhan akan protokol kesehatan seperti penggunaan masker dan menghindari kerumunan tetap harus dijalankan sampai penyebaran benar-benar berhenti.

“Saat ini, Masyarakat Jawa Timur harus tetap waspada dan gotong royong karena kita semua belum di vaksin. Satu-satunya vaksin yang saat ini kita miliki adalah patuh terhadap protokol kesehatan. Oleh karena itu, Mohon tetap patuh terhadap protokol kesehatan sampai berhenti penyebaran COVID-19 ini,” pesan Gubernur. (Yudi)

Comment