HEADLINENASIONALNEWSNEWS SATUPEMERINTAHANSURABAYA

Kolaborasi Ekonomi Hijau, Kadishut Jatim Dan DPD RI Terpilih Bahas Strategi Inovatif

1333
×

Kolaborasi Ekonomi Hijau, Kadishut Jatim Dan DPD RI Terpilih Bahas Strategi Inovatif

Sebarkan artikel ini
Kolaborasi Ekonomi Hijau, Kadishut Jatim Dan DPD RI Terpilih Bahas Strategi Inovatif
Kolaborasi Ekonomi Hijau, Kadishut Jatim Dan DPD RI Terpilih Bahas Strategi Inovatif

News Satu, Surabaya, Kamis 25 Juli 2024- Jawa Timur menghadapi tantangan besar dalam menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan. Hal ini menjadi sorotan utama dalam pertemuan antara Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jatim, Jumadi, dan anggota DPD RI Terpilih, Dr. Lia Istifhama.

“Tantangan kita ke depan adalah menjaga keseimbangan growth vs green dalam menjaga kawasan hutan di Jatim yang luasnya tidak sampai 30%,” jelas Jumadi, Kadishut Jatim, memulai pembicaraan.

Dalam diskusi tersebut, Jumadi menyoroti perlunya inovasi dan kolaborasi untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan. “Growth dan green adalah dua elemen yang harus berjalan beriringan. Di Jatim, kita memiliki 28,35% kawasan hutan, yang terus terancam oleh kebutuhan pembangunan infrastruktur seperti bendungan, waduk, dan jalan tol Probowangi,” ujarnya.

Undang-undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan mengamanatkan bahwa minimal 30% dari luas daerah aliran sungai (DAS) atau pulau harus dipertahankan sebagai kawasan hutan. Namun, tantangan di lapangan menunjukkan bahwa menjaga proporsi ini bukanlah tugas yang mudah.

“Kami sedang berupaya untuk mendapatkan tambahan 1.190 Ha kawasan hutan sebagai kompensasi untuk pembangunan kawasan industri Ngawi. Namun, ini hanya solusi jangka pendek. Untuk jangka panjang, kita butuh strategi yang lebih inovatif,” tambah Jumadi.

Sementara, Dr. Lia Istifhama, anggota DPD RI terpilih, menyoroti pentingnya pendidikan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga keseimbangan ini.

“Apa yang kita butuhkan adalah kesadaran kolektif. Ekosistem yang sehat adalah fondasi bagi keberlanjutan ekonomi. Jika kita terus mengorbankan lingkungan demi pembangunan, maka masa depan kita sendiri yang terancam,” katanya, Kamis (25/7/2024).

Ning Lia yang merupakan keponakan Khofifah Indar Parawansa mengusulkan pendekatan berbasis komunitas untuk menjaga kawasan hutan.

“Kita bisa mendorong program kehutanan sosial dan sistem agroforestry, yang tidak hanya melindungi hutan tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat. Ini adalah bentuk kolaborasi nyata antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta,” jelasnya.

Menurut Ning Lia yang dikenal sebagai Srikandinya Nahdlatul Ulama (NU) Jatim, Program “Sedekah Oksigen” yang diinisiasi oleh Gubernur Jatim 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa, juga menjadi contoh inisiatif yang bisa diperluas.

“Program ini telah menunjukkan bagaimana kesadaran lingkungan bisa diintegrasikan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Kita perlu memperluas dan memperdalam program-program seperti ini,” lanjut wanita berparas cantik ini.

Jumadi menegaskan bahwa untuk mencapai keseimbangan ini, semua pihak harus berperan aktif.

“Kami di Dinas Kehutanan akan terus berupaya menjaga dan memperluas kawasan hutan. Namun, partisipasi aktif dari masyarakat dan dukungan kebijakan yang kuat dari pemerintah pusat adalah kunci keberhasilannya,” tandasnya.

Diskusi ini menunjukkan bahwa meskipun tantangan besar di depan, ada peluang untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan melalui kolaborasi dan inovasi. Jawa Timur bisa menjadi contoh bagi daerah lain dalam menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan pelestarian lingkungan, demi generasi mendatang. (Kiki/*)

Comment