Surabaya, Senin 18 Agustus 2025 | News Satu- Suasana malam penurunan bendera HUT ke-80 RI di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, berubah meriah saat sorotan publik tertuju pada Anggota DPD RI asal Jawa Timur, Lia Istifhama. Senator yang akrab disapa Ning Lia ini berhasil mencuri perhatian, terutama dari kalangan generasi milenial dan Gen Z yang memenuhi halaman Grahadi.
Mengenakan kebaya merah dipadu batik, Ning Lia tampil anggun sekaligus membaur dengan rakyat. Kejutan terjadi ketika penyanyi muda Surabaya, Gita, mengajaknya naik ke panggung hiburan. Sambutan hangat penonton pecah menjadi sorakan riuh saat Ning Lia menyanyikan tembang legendaris “Gayung Tak Bersambut”. Tak berhenti di situ, Ning Lia melanjutkan dengan lagu populer “Rungkat”, yang akrab di telinga anak muda Surabaya.
“Bagi saya, kemerdekaan itu dirayakan bersama. Anak muda adalah penerus bangsa, jadi mari kita isi kemerdekaan dengan keceriaan, kreativitas, dan semangat positif,” ujar Lia Istifhama disambut tepuk tangan meriah.
Kemerdekaan yang Membaur
Momen ini menjadikan Grahadi, yang biasanya identik dengan acara resmi, berubah menjadi ruang perayaan rakyat. Tak ada jarak antara pejabat negara dengan masyarakat. Ning Lia bahkan mengajak penonton, mayoritas mahasiswa dan pelajar, untuk bernyanyi bersama. Salah satu pengunjung, Filesya Khumaira (21), mengaku terkesan dengan sikap humble Ning Lia.
“Jarang sekali ada pejabat yang mau turun langsung nyanyi bareng kita. Ning Lia ini beda, dekat dengan anak muda,” katanya, Senin (18/8/2025).
Filesya menilai malam penurunan bendera kali ini menghadirkan wajah baru peringatan kemerdekaan. “Seru banget, tidak hanya seremonial, tapi juga akrab, menyenangkan, dan penuh kebersamaan lintas generasi,” tambahnya.
Potret Senator Humanis
Penampilan Ning Lia bukan sekadar hiburan, melainkan simbol gaya kepemimpinan yang membaur. Di tengah formalitas pejabat, ia menunjukkan sosok senator yang merakyat, akrab dengan anak muda, dan mampu membangun jembatan lintas generasi.
Bagi kalangan politik, kehadiran Ning Lia di Grahadi menjadi momentum penting. Ia menampilkan citra senator perempuan inspiratif yang bukan hanya hadir dalam sidang-sidang strategis, melainkan juga turun langsung menyapa masyarakat dengan cara sederhana namun bermakna.
“Ini cara baru merayakan kemerdekaan. Bukan sekadar protokol, tapi perayaan hati yang penuh kebersamaan,” pungkas Ning Lia. (Kiki)
Comment