Surabaya, Jumat 10 Oktober 2025 | News Satu- Wacana kenaikan gaji guru honorer yang sedang menjadi perbincangan hangat di parlemen dan publik mendapat dukungan penuh dari Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Jawa Timur, Lia Istifhama. Namun, Lia mengingatkan agar kebijakan tersebut tidak lepas dari prinsip efisiensi dan kehati-hatian dalam pengelolaan anggaran negara.
Menurut Lia, kesejahteraan guru honorer merupakan pondasi utama peningkatan kualitas pendidikan nasional, tetapi kebijakan fiskal harus disusun berdasarkan prioritas kebutuhan rakyat dan bukan sekadar proyek seremonial.
“Peningkatan kesejahteraan guru honorer harus berjalan seiring dengan strategi pengelolaan anggaran negara yang lebih bijak,” ujar Lia Istifhama, Jumat (10/10/2025).
Tokoh perempuan yang akrab disapa Ning Lia itu menyoroti masih banyaknya proyek infrastruktur pemerintah yang bersifat estetika atau kosmetik, yang tidak berhubungan langsung dengan kepentingan dasar masyarakat. Ia menilai proyek seperti itu bisa menjadi sumber efisiensi besar bila dialihkan ke sektor pendidikan.
“Pengurangan anggaran infrastruktur yang hanya menyasar kebutuhan tersier, seperti renovasi gedung yang tidak mendesak, bisa menjadi langkah efisiensi penting,” tegasnya.
Aktivis Perempuan NU Jawa Timur itu menilai efisiensi anggaran adalah kunci agar kenaikan gaji guru honorer dapat diwujudkan tanpa membebani APBN secara berlebihan.
“Proyek infrastruktur yang berorientasi pada kemewahan bangunan sebaiknya dikaji ulang. Dana tersebut lebih baik dialihkan untuk peningkatan kesejahteraan tenaga pendidik,” tambah Lia.
Senator cantik DPD RI asal Jawa Timur itu menegaskan, guru adalah garda terdepan dalam mencetak generasi emas Indonesia, sehingga anggaran negara seharusnya menunjukkan keberpihakan nyata pada sektor pendidikan.
“Kebijakan anggaran harus mencerminkan komitmen kuat terhadap pendidikan, bukan sekadar pembangunan fisik yang tidak berdampak langsung bagi rakyat,” ujar Lia menutup pernyataannya.
Wacana kenaikan gaji guru honorer ini mencuat setelah adanya desakan dari organisasi profesi dan asosiasi tenaga pendidik di seluruh Indonesia. Banyak pihak menilai gaji guru honorer masih jauh dari layak dibandingkan dengan kontribusi dan beban kerja mereka. Dukungan Lia Istifhama menjadi sinyal kuat dari lembaga perwakilan daerah agar pemerintah tidak hanya berhenti pada janji politik, tetapi benar-benar mewujudkan keadilan fiskal dan keberpihakan terhadap pendidikan nasional. (Kiki)
Comment