Hadapi Krisis Karakter, Anggota DPD RI Lia Istifhama Soroti Pentingnya Empat Pilar

Tuban, Senin 15 Desember 2025 | News Satu- Di tengah derasnya arus informasi digital dan menguatnya sikap individualisme, penguatan karakter kebangsaan menjadi kebutuhan mendesak.

Hal itu ditegaskan Anggota MPR RI asal Jawa Timur, Dr. Lia Istifhama, saat menggelar Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di lingkungan Insan Cendekia Tuban (ICT).

Kegiatan tersebut menjadi forum dialog reflektif yang menekankan pentingnya kompetensi, karakter, dan integritas sebagai fondasi utama menjaga keutuhan bangsa di tengah dinamika sosial yang terus berubah.

Dalam pemaparannya, Lia Istifhama yang akrab disapa Ning Lia menilai tantangan kebangsaan saat ini tidak bisa dijawab dengan jargon semata, melainkan melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia.

“Setiap persoalan jangan dilihat sebagai masalah, tetapi sebagai tantangan. Dari sanalah kompetensi kita akan tumbuh,” ujar Ning Lia di hadapan relawan, santri, dan civitas akademika ICT Tuban, Senin (15/12/2025).

Senator Jawa Timur itu menekankan bahwa peningkatan kompetensi harus sejalan dengan kemampuan membaca realitas sosial, terutama di era digital ketika masyarakat semakin kritis terhadap kebijakan publik.

“Bukan harus yang paling mahal, tapi yang terbaik dan benar-benar bermanfaat. Kalau tidak siap secara kompetensi, publik bisa kehilangan kepercayaan,” tegasnya.

Dalam konteks penguatan sumber daya manusia, Ning Lia menggarisbawahi tiga pilar pengembangan diri, yakni identitas (identity), kemampuan non-teknis (soft skill), dan dedikasi. Ketiganya, menurut dia, saling terkait dan menentukan kualitas kepemimpinan.

“Identitas itu soal nilai yang kita pegang. Jangan berubah hanya karena jabatan atau posisi,” kata Ning Lia.

Putri KH Maskur Hasyim sekaligus keponakan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa itu juga mendorong generasi muda untuk menunjukkan identitas positif melalui karya nyata dan konten edukatif yang mencerminkan kebersihan, profesionalisme, serta pelayanan yang tulus.

Ning Lia menegaskan, pemimpin sejati bukan mereka yang bebas dari kekurangan fisik, melainkan yang terbebas dari cacat hati dan cacat pikiran.

“Tidak ada manusia sempurna, tetapi kita bisa melatih diri untuk berpikir positif, tulus, dan jujur. Jabatan apa pun jangan sampai mengubah jati diri,” tandasnya.

Ia menambahkan bahwa karakter adalah aset utama dalam menjaga kepercayaan publik, yang menjadi fondasi kuat hubungan antara negara dan rakyat.

Dalam sesi diskusi kebangsaan, Ning Lia menekankan bahwa Empat Pilar Kebangsaan Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika harus dihidupi dalam praktik sehari-hari, terutama dalam pendidikan generasi muda.

Menurutnya, melemahnya kepercayaan publik berpotensi memicu polarisasi hingga disintegrasi bangsa jika tidak diantisipasi sejak dini.

“Di mana pun kita berada, Papua, Jawa, atau daerah lain, semuanya adalah keluarga besar Indonesia. Modal sosial ini harus terus kita rawat,” ujar Wakil Rakyat Terpopuler dan Paling Disukai versi ARCI 2025 itu.

Sementara itu, Gus Ansori, relawan Ning Lia Tuban, mengapresiasi konsistensi Ning Lia dalam mendampingi masyarakat.

“ICT ini juga dibantu oleh Ning Lia. Kami berharap kolaborasi ini terus berlanjut,” pungkasnya. (Kiki)

Komentar