News Satu, Probolinggo, Selasa 31 Agustus 2021- Seorang ibu rumah tangga bernama Yuni, tepatnya di Jl Hiu kelurahan Mayangan, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, Jawa Timur, sejak pandemi covid-19 membentuk usaha baru bertanam jamur, hal itu dilakukan supaya bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun anehnya, ia melakukannya di wilayah perkotaan yang suhunya panas.
Saat dikonfirmasi Yuni menjelaskan dirinya membeli bibit jamur perkilo 3 ribu rupiah dikembangbiakkan di belakang rumahnya, selama 6 bulan berjalan, ia menyiram terus tanpa henti lahannya, sehingga suhunya menjadi dingin dan lembab.
“Sudah 6 bulan lamanya beli bibit jamur 3 ribu perkilo total semuanya buat modal awal sebesar 1juta lebih,” ujarnya, Selasa (31/8/2021).
Ia menambahkan, Jika terjadi musim hujan tanamannya sering panen. Namun, jika terjadi musim kemarau tanamannya baru panen sekali dalam satu minggu.
“Setiap bulan penghasilannya kurang lebih 1 juta rupiah perkilo nya saya jual 17 ribu rupiah di jual ke Cafe atau pasar lumayan buat makan keluarga,” imbuhnya.
Menurutnya, sejak usahanya berjalan belum pernah dapat bantuan apapun dari pemerintah, di daerah tempat tinggalnya hanya cuma dirinya yang melakukan usaha tani Jamur.
“Di mayangan hanya saya yang tani jamur soalnya daerah kota panas harus lembab tidak seperti di pegunungan memang dingin dan lembab, saat ini banyak pesanan stok berkurang sebab lahannya luasnya hanya satu kamar di belakang rumah, rencananya saya mau ajak teman untuk buat usaha jamur namun terkendala modal,” ringkasnya.
Ia mengakui bahwa dirinya bisa budidaya jamur karena belajar dari mertuanya yang sudah memiliki lahan budidaya jamur.
” Dari mertua saya belajar mas, dari situlah saya coba – coba dirumah saya yang sederhana ini bersama suami, ” ringkasnya. (Bambang)
Comment