News Satu, Pamekasan, Sabtu 30 Oktober 2021- Industri ekonomi kreatif berbasis teknologi semakin pesat, seiring dengan itu kenaikan bahan baku juga mengimbangi pasar yang ada. Tak ayal, jika dalam prosesnya harus terus dinamis dalam satu wadah, dan mengikuti perkembangan transaksional antara bahan baku dan ongkos produksi.
Melihat kondisi tersebut, sejumlah pengusaha berembuk untuk memformat bersama berbagai kemungkin dan dampak pasar yang akan dihadapi. Salah satunya, seperti yang dilakukan para pengusaha Digital Printing di Madura yang bertemu untuk pertama kalinya dalam wadah komunikasi.
Melalui momentum silaturrahmi para pengusaha Digital Printing se-Madura tersebut mengharapkan ada pasar yang kuat dan keselarasan pasar di tengah pandemi Covid-19 dan kenaikan bahan baku itu. Bahkan juga bisa menghasilkan kesepakatan bersama yang betul-betul proposional untuk keberlangsungan usaha mereka ke depannya.
Salah satunya, yakni dengan terbentuknya Asosiasi Pengusaha Digital Printing Madura yang kemudian bernama DPRIMA. Dikesempatan itu pula kemudian dilakukan beberapa kesepakatan organisasi seperti, Pemilihan Pengurus dan Penandatanganan Pakta Kesepakatan Bersama.
Tak ayal jika pada pertemuan yang saling terbuka dan guyub tersebut para pengusaha Digital Printing yang selama ini telah dengan baik melayani masyarakat dan pemerintah daerah setempat. Diantaranya Madura Print – Pamekasan, Indoart Multimedia – Pamekasan, Orion Grafika – Sampang dan Bintang Printama-Pamekasan.
Lalu juga ada pengusaha Abi Digital Printing-Pamekasan, Sara Media Advertising-Pamekasan, HW Advertising-Pamekasan dan HW Advertising-Sampang. Lalu juga hadir dari Citra Media-Pamekasan, 25 Digital Printing-Pamekasan, BM Digital Printing-Pamekasan serta CS Digital Printing-Sampang.
Tak hanya mereka saja ada juga dari Family Printing – Pamekasan. PAJ Digital Printing – Pamekasan. NARDHA Printing – Pamekasan dan Muza Print House – Pamekasan. Dari total 16 pengusaha Digital Printing tersebut semua sepakat untuk menaikkan harga sebagai dampak penyesuaian harga bahan baku saja, bukan pada dasar biaya produksi.
Semua itu dijelaskan oleh Holis MF, Owner Madura Print yang terpilih menjadi Ketua asosiasi periode pertama tersebut. Menurutnya juga selama ini semua pengusaha sudah memberi tarif yang cukup murah bagi masyarakat dengan terus menekan harga, namun karena kenaikan bahan yg terus melonjak sehingga harus disesuaikan dengan proporsional.
“Silaturrahim dan Penandatanganan Kesepakatan Bersama ini adalah momen penting bagi para pelaku usaha digital printing, untuk menyatukan persepsi pemasaran kedepan agar tarif proporsional,” ungkapnya.
“Itu dilakukan di tengah dinamika lonjakan kenaikan bahan baku mulai bulan April 2021 kemarin, dan di tengarai sampai bulan Maret 2022 nanti masih terus akan mengalami inflasi yang signifikan,” Imbuhnya.
Oleh sebab itu, katanya, semua sepakat untuk menyesuaikan harga cetak banner dan lainnya dengan tidak memberatkan masyarakat dan pemerintahan yang selama ini telah setia mempercayakan cetak produksinya kepada para pengusaha printing di Madura tersebut. Tentunya, semua dalam nilai kewajaran dan pertimbangan yang matang Asosiasi agar juga saling menguntungkan dan tidak memberatkan konsumen di Bumi Gerbang Salam.
“Alhamdulillah melalui silaturrahim bersama ini, kami sepakat mulai tanggal 1 November 2021 Harga jasa printing (Fleksi Banner) akan mengalami kenaikan harga dikisaran 23.000 – 25.000 /meter, dari yang sebelumnya 17.000 – 20.000 /meter,” tukasnya.(Yudi)
Comment