News Satu, Pamekasan, Jumat 28 Oktober 2022- Pemerintah kabupaten Pamekasan Jawa timur melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD setempat terus mengajak segenap lapisan masyarakat melakukan mitigasi kebencanaan. Bahkan hal ini diharapkan berjalan secara periodik untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam yang kerap kali terjadi di Bumi Gerbang Salam selama ini.
Itu perlu dilakukan oleh warga Pamekasan sebab dalam data yang disajikan Kepala Pelaksana BPBD kabupaten Pamekasan Amin Jabir, di wilayahnya memiliki delapan potensi bencana. Diantaranya meliputi bencana tanah longsor, banjir, angin puting beliung, kebakaran, kekeringan, abrasi, gempa bumi, dan bencana tsunami.
“Sehingga tertangani secara cepat, itu yang kita harapkan dari masyarakat, respon terhadap peristiwa, syukur kalau mereka melakukan mitigasi secara periodik sebagaimana yang kita himbau setiap hari,” ujarnya.
Amin Jabir juga tegaskan, dalam pola penanggulangan bencana daerah harus dilakukan secara bersama-sama dan komperhensif. Artinya semua instansi dan stakeholder, baik vertikal maupun horizontal memiliki peran dan tugas masing-masing secara sinergis tanggulangi bencana dan dampaknya.
“Seluruh instansi vertikal maupun horizontal, baik TNI, Polri harus terlibat, kemudian unsur masyarakat, terutama masyarakat yang ada di wilayah potensi bencana,” tuturnya.
Pasalnya, setiap langkah kecil dan peran aktif elemen masyarakat akan sangat berarti untuk penanganan di lapangan. Yakni diantaranya memberi informasi kepada petugas apabila terjadi bencana, atau kerawanan, termasuk juga kedaruratan bencana yang terjadi di pelosok.
Tak ayal jika Pihaknya terus berikhtiar dalam membangun pola dan potensi menanggulangi bencana banjir yang terjadi di perkotaan saat musim penghujan. Nah, antisipasi tersebut salah satunya dengan melakukan aksi bersih-bersih kali dengan sejumlah elemen masyarakat dan relawan setempat.
“Kegiatan itu sebenarnya lebih bersifat provokasi agar masyarakat dan pengampu teritorial bisa menindak lanjuti kegiatan itu secara lebih baik dan lebih besar skalanya. Seperti bisa masuk ke sungai dengan menggunakan peralatan, sehingga penyempitan yang terjadi di dasar sungai bisa dinormalkan kembali,” tukasnya.(Yudi)
Comment