News Satu, Sumenep, Sabtu 3 Maret 2018- Terus melambungnya harga bahan bakar minyak (BBM) di Kepulauan Kangean Sumenep, Madura, Jawa Timur (Jatim) yang harganya berkisar Rp 10 ribu rupiah/botol. Komunitas Warga Kepulauan Kangean (KWKK) melaporkan dua APMS di Kangean ke Badan Pengatu Hilir minyak dan Gas (BPH Migas).
“Harga BBM masih tinggi di Kangean, meskipun ada dua (2) APMS yang beroperasi,” kata Syafiuddin, Ketua Komunitas Warga Kepulauan Kangean (KWKK), Sabtu (3/3/2018) dalam jumpa persnya di sebuah salah satu hotel di Sumenep.
Ia mengatakan, laporan ke BPH Migas tersebut dilakukan karena selama ini pengelola APMS selalu mengabaikan kepentingan masyarakat. Terbukti, penjualan BBM yang dikirim oleh Pertamina tidak melalui Dispenser, melainkan langsung di jual pada para pengecer yang uangnya membayar terlebih dahulu. Akibatnya, harga BBM di tingkat pengecer mencapai Rp 9 ribu hingga Rp 10 ribu/botol.
“Kami memiliki bukti-bukti penjualan BBM yang tidak melalui Dispenser, dan itupun sudah diserahkan ke BPH Migas,” tukasnya.
Lanjut tokoh masyarakat di kepulauan Kangean Sumenep ini, sebenarnya tujuan dari didirikannya APMS di Kepulauan Kangean agar harga sesuai dengan yang ditetapkan oleh Pemerintah, agar masyarakat setempat tidak lagi mengeluh dengan tingginya harga BBM. Namun demikian dilapangan para pengelola APMS diduga malah mengambil kesempatan untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya.
“Masalah kelangkaan dan melambungnya harga BBM terus terjadi di Kepulauan Kangean, hal ini akibat ulah para Pengelola APMS,” pungkasnya. (Roni)